Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tweet Anti-LGBTQ Meningkat Setelah Twitter Diakusisi Elon Musk

Organisasi pejuang pro LGBTQ mencatat peningkatan jumlah retweet pengguna mengenai topik anti-LGBTQ bulan lalu setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter.
Ilustrasi bendera pelangi yang menjadi simbol kaum LGBTQ/Freepik
Ilustrasi bendera pelangi yang menjadi simbol kaum LGBTQ/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Retorika anti-LGBTQ semakin meningkat di Twitter Inc setelah Elon Musk mengakusisi platform tersebut.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/12/2022), organisasi pejuang hak-hak LGBTQ GLAAD dan kelompok pengawas liberal Media Matters for America mencatat peningkatan jumlah retweet pengguna mengenai topik anti-LGBTQ bulan lalu setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter.

Twitter secara spesifik mencatat peningkatan penggunaan kata 'groomer', yakni istilah merendahkan yang menyamakan kesetaraan LGBTQ dengan pedofilia.

Kelompok tersebut memilih sembilan akun profil tinggi yang telah mereka identifikasi sebagai pelaku utama retorika anti-LGBTQ di Twitter. Pemilihan itu termasuk komentator YouTube Tim Pool, ahli teori konspirasi sayap kanan Jack Posobiec, cendekiawan konservatif Mike Cernovich, dan lainnya.

Retweet dari tweet akun tersebut menyebutkan kata 'groomer' melonjak lebih dari 1.200 persen, naik hampir 3.600 retweet di bulan sebelum akuisisi Elon Musk, kemudian mengalami peningkatan lebih dari 48.000 pada bulan berikutnya.

Menurut laporan tersebut, akun yang sama melihat mencatat peningkatan penyebutan yang menggunakan cercaan lebih dari 1.100 persen, dari sekitar 5.300 menjadi lebih dari 65.000. Bahkan, 'Ok Groomer' menjadi tren di Twitter awal November.

Data tersebut bertentangan dengan klaim Elon Musk bahwa ujaran kebencian telah menurun di Twitter sejak ia menjadi chief executive officer.

Dan itu memberikan beberapa analisis untuk meningkatkan klaim anekdotal bahwa pidato dan pelecehan yang penuh kebencian telah meningkat sejak Elon Musk menyatakan akan melonggarkan aturan pidato pada platform dan memulihkan akun yang telah ditangguhkan karena memperkuat pidato kebencian.

Meski demikian, Twitter dan Elon Musk tidak memberikan komentar lebih lanjut terkait hal tersebut. Bahkan, Miliarder itu menyebut menyebut dirinya pro kebebasan berbicara dan mengkritik mereka yang menyebutkan kata ganti mereka, sebanyak mungkin menjadi LGBTQ dan sekutunya.

Wakil direktur penelitian untuk Media Matters Kayla Gogarty mengungkapkan bahwa laporan tersebut berfokus pada kata 'groomer' karena menjadi seruan yang semakin populer bagi kaum konservatif yang menentang hak-hak LGBTQ. Dia menambahkan bahwa masalahnya jauh melampaui sembilan akun yang disebutkan dalam laporan.

"Itu adalah akun utama yang kami fokuskan untuk menyoroti seberapa luas masalah ini. Tapi itu melampaui sembilan akun utama ini. Begitu Elon Musk mengambil alih, kami melihat sekelompok tokoh sayap kanan melihat seberapa jauh mereka bisa melangkah dalam beberapa bahasa," kata Gogarty.

Selain itu, hari ini Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani Undang-Undang (UU) pernikahan sesama jenis dalam langkah penting menuju kesetaraan dan kebebasan di negara tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper