Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim pada Minggu (27/11/2022) mengatakan bahwa Malaysia kini sedang meninjau dan menargetkan program subsidi.
Adapun Anwar menjelaskan bahwa program subsidi pemerintah bertujuan untuk mengarahkan uang ke kelompok berpenghasilan rendah.
Lalu, Anwar juga menegaskan bahwa instansi pemerintah Malaysia memiliki waktu 2 pekan untuk meninjau program subsidi tersebut.
Malaysia menawarkan subsidi kepada semua warga negara, dengan bahan bakar dan minyak goreng yang menjadi pengeluaran terbesar, termasuk mensubsidi listrik, gula dan tepung.
"Subsidi harus tepat sasaran, jika tidak, subsidi tersebut tidak hanya dinikmati oleh kelompok berpenghasilan rendah tetapi juga orang kaya," kata Anwar.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa insentif lain akan dipertimbangkan untuk industri yang tidak mendapatkan manfaat dari subsidi.
Anwar menginginkan subsidi listrik dikaji ulang, karena menurutnya manfaat yang diterima si miskin dan si kaya hampir sama.
“Menurut saya, ini tidak masuk akal,” kata Anwar Ibrahim, seperti dilansir dari CNA, Senin (28/11/2022).
Meski begitu, Anwar menjamin subsidi listrik tetap dilanjutkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Sementara itu, ia menambahkan bahwa industri besar dan kaya tidak boleh menerima subsidi, karena akan menjadi beban keuangan yang sangat besar bagi pemerintah.
Selain itu, Anwar juga meminta Kementerian Pertanian dan Industri Pangan melalui Federal Agriculture Marketing Authority (FAMA) untuk mengambil langkah pengendalian biaya produksi pangan.
Anwar melanjutkan sikap pemerintahan sebelumnya, yang pada bulan lalu mengusulkan anggaran yang lebih kecil, memotong subsidi karena kenaikan biaya komoditas dan dampak yang ditimbulkannya pada kas pemerintah.
Malaysia diperkirakan menghabiskan rekor 77,7 miliar ringgit (US$17,4 miliar) tahun ini untuk subsidi.
Anwar mengatakan akan membahas penunjukan Kabinet dengan mitra koalisinya dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, Anwar yang berusia 75 tahun itu dilantik pada hari Kamis (24/11/2022) sebagai PM Malaysia.
Terpilihnya Anwar, mengakhiri perjalanan politik tiga dekade dari Mahathir Mohamad. Anwar sempat menjadi tahanan yang dihukum karena sodomi dan tokoh oposisi.
Investor menyambut baik penunjukan Anwar sebagai PM Malaysia, dan berharap Anwar akan membawa stabilitas untuk negara.
Anwar akan berfokus pada arah kebijakan pemerintah baru Malaysia dan penunjukan kabinet baru.
Ia mengatakan pada Jumat (25/11/2022) bahwa dirinya akan memiliki kabinet yang lebih kecil daripada pemerintahan sebelumnya.