Bisnis.com, JAKARTA - Militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah meluncurkan setidaknya satu rudal balistik ke lepas pantai timurnya, pada Rabu (2/11/2022).
Adapun peluncuran rudal tersebut dilakukan setelah Pyongyang menuntut Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan untuk menghentikan latihan militer bersama.
Pihak Korea Utara menyebut bahwa latihan militer bersama itu sebagai bentuk provokasi yang dapat memancing tindak lanjut dan ketegangan.
Kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan atas ancaman dari militer luar.
"Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, maka akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat," ujar Kemlu Korea Utara, seperti dilansir dari Channel News Asia pada Rabu (2/11/2022).
Korea Utara menegaskan, bahwa jika AS tidak ingin keamanan negaranya terganggu maka segera hentikan latihan perang, dan jika tidak maka harus siap dengan konsekuensinya.
Baca Juga
"Jika AS tidak menginginkan perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, ia harus menanggung semua konsekuensinya sepenuhnya," ucap pihak Korea Utara.
Salah satu stasiun TV Korea melaporkan bahwa peringatan serangan udara Korea Utara dikeluarkan di pulau Ulleung Korea Selatan pada saat waktu peluncuran rudal.
Juru bicara (jubir) militer Korea Selatan menyampaikan bahwa pihaknya sedang memeriksa peringatan serangan udara tersebut, berkaitan atau tidaknya dengan peluncuran rudal.
Diketahui, AS dan Korea Selatan mulai melakukan latihan militer udara bersama pada Senin (31/10/2022), dengan ratusan pesawat tempur dari kedua negara dengan melakukan serangan tiruan selama 24 jam.
Pada tahun ini, Korea Utara telah melakukan uji coba sejumlah rudal, dan menyampaikan bahwa peluncuran yang baru-baru ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap latihan militer tersebut.