Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan faktor dominan kematian 159 anak adalah keracunan obat sirop yang terpapar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Kesimpulan tersebut berasal dari tahapan pengujian yang dilakukan Kemenkes terhadap anak-anak yang meninggal dunia.
“Kemudian dicek, pertama di seluruh anak -anak, 34 anak dulu, 74 persen toxic ada darahnya itu ED dan EDG. Lebih dari 50 persen di rumah anak-anak itu ada cairan obatnya yang mengandung ED dan EDG,” ujar Budi saat Raker bersama Komisi IX DPR RI bersama BPOM di Gedung Nusantara 1 DPR RI, Rabu (2/11/2022).
Budi mengungkapkan meski begitu, pihaknya tidak bisa memastikan 100 persen anak anak tersebut meninggal lantaran obat yang tercemar ED dan EDG. Namun, dia kembali memastikan faktor dominannya adalah karena senyawa kimia dalam obat.
“Saya kira tidak akan 100 persen penyebabnya diketahui apa, tapi kita begitu tahu faktor risiko besar obat, dengan fakta fakta yang disampaikan kita ambil keputusan itu tadi. Dan itu terbukti turun drastis pasien-pasien yang masuk rumah sakit,” terang Budi.
Budi mengungkapkan kondisi terkini terkait kasus gagal ginjal akut di tanah air, saat ini termonitor ada 325 kasus gagal ginjal akut di seluruh Indonesia.
Menurut dia, ada konsentrasi di beberapa provinsi tertentu khususnya di daerah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Untuk sebaran, DKI Jakarta menjadi yang paling tinggi.
"Meninggalnya 178 dari 325 sekitar 54 persem. Ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai 60 persen," kata Budi.
Berikut sejumlah produk obat sirup dengan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di tiga industri farmasi.
PT Afifarma
Paracetamol Drops
Paracetamol Sirup Rasa Peppermint
Vipcol Sirup
PT Yarindo Farmatama
Flurin DMP Sirup
PT Universal Pharmaceutical Industries
Unibebi Cough Syrup
Unibebi Demam Drop
Unibebi Demam Syrup