Bisnis.com, JAKARTA – Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto mendominasi kandidat calon presiden (capres) yang akan bertarung dalam kontestasi Pilpres 2024. Hampir semua lembaga survei menempatkan tiga tokoh itu berada di peringkat paling atas.
Namun demikian, di luar nama-nama tersebut, sejatinya terdapat sosok alternatif yang memiliki kans untuk maju sebagai capres. Salah satunya adalah tokoh yang memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiarti menilai tokoh-tokoh berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) punya potensi besar menjadi bakal calon presiden atau wakil presiden dalam ajang Pilpres.
Aisah menjelaskan, NU punya basis massa yang besar. Apalagi, struktur organisasi NU tersebar hampir di seluruh Indonesia.
“Sehingga memungkinkan potensi kemenangan calon dari tokoh berlatar belakang NU kuat,” ujar Aisah kepada Bisnis, Selasa (25/10/2022).
Dia menyebutkan, setidaknya ada empat nama tokoh NU yang saat ini berpotensi maju dalam Pilpres 2024, yaitu Mahfud MD, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, dan Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga
Meski demikian, Aisah juga mencatat ada dua aspek yang mempengaruhi peluang majunya tokoh-tokoh tersebut dalam ajang Pilpres mendatang. Pertama, terkait sikap NU di bawah pimpinan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
“Gus Yahya menyatakan bahwa NU tidak mau terlibat dalam Pemilu. Hal ini tentunya akan mempengaruhi beberapa peluang nama tokoh yang ada di dalam struktur organisasi NU untuk ikut dalam pencalonan,” jelasnya.
Kedua, terkait modal sosial dan politik masing-masing tokoh. Menurut Aisah, semakin dekat tokoh NU tersebut dengan partai politik (parpol), maka semakin besar peluangnya maju di Pilpres 2024.
Oleh sebab itu, untuk Gus Yahya, Aisah menilai peluangnya kecil akan maju di Pilpres 2024 sebab sebagai ketua PBNU, dia sendiri yang mencanangkan gagasan organisasi itu tak terlibat Pemilu.
Sedangkan untuk Khofifah dan Gus Ipul, ceritanya sedikit berbeda. Asih mengatakan keduanya memiliki kedekatan dan bahkan merupakan kader partai yang populer, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski begitu, baik Khofifah dan Gus Ipul juga masuk dalam struktur organisasi PBNU.
“Tentu [Khofifah dan Gus Ipul] punya peluang besar, namun keduanya ada di dalam struktur organisasi sehingga belum tentu akan menjadi calon jika mengingat garis organisasi yang tidak ingin terlibat kepentingan Pemilu,” ujar Aisah.
Terakhir, untuk Mahfud MD, Aisah mengakui popularitasnya sangat tinggi. Namun, dari pengalaman Pilpres 2019 dia melihat ada yang menjegal Menko Polhukam tersebut jadi cawapres Jokowi. Dengan demikian, dia menilai peluang Mahfud tak lebih besar dari pengalaman terdahulu.
“Kecuali ia [Mahfud] bisa mengkristalkan dukungan partai dan publik lebih kuat,” ungkap Aisah.