Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ngajak Damai, Taiwan: No, Thank You!

Ajakan damai China ditolak oleh Taiwan karena model pemerintahan yang ditawarkan Beijing dinilai merugikan.
Ilustrasi bendera China dan Taiwan./Antara
Ilustrasi bendera China dan Taiwan./Antara

Bisnis.com, SOLO - Permusuhan yang melibatkan China dan Taiwan makin menjadi-jadi setelah beberapa perwakilan AS memutuskan mengunjungi Taipei.

Sebut saja kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, beberapa waktu lalu yang membuat China melakukan latihan militer di sekitar Taiwan.

Jika permusuhan terus dilanjutkan, maka kemungkinan besar akan memicu perang besar di Asia. Tapi dilansir dari TRT World, China saat ini menawarkan damai kepada Taiwan.

Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan pada konferensi pers di Beijing pada hari Rabu menjelang kongres Partai Komunis, mengatakan bahwa China bersedia melakukan upaya terbesar untuk mencapai "penyatuan kembali" secara damai.

"Tanah air harus dipersatukan kembali dan pasti akan dipersatukan kembali," kata Ma. Tekad China untuk melindungi wilayahnya tidak tergoyahkan," katanya.

Akan tetapi, semua partai politik utama Taiwan telah menolak proposal itu. Bahkan Taiwan tidak mendapat dukungan publik untuk menerima kata damai dari China.

Hal tersebut lantaran China mengusulkan model "satu negara, dua sistem" untuk Taiwan. Ini mirip dengan formula di mana bekas jajahan Inggris di Hong Kong kembali ke pemerintahan China pada 1997.

Ma mengatakan Taiwan dapat memiliki "sistem sosial yang berbeda dari daratan" yang memastikan cara hidup mereka dihormati, termasuk kebebasan beragama.

Syarat tersebut membuat tawaran damai China kepada Taiwan ditolak.

Sebagai informasi, Beijing juga memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada tahun 2020 setelah kota itu diguncang oleh anti-pemerintah dan anti-China yang terkadang disertai kekerasan.

Tentu saja Taiwan tak ingin jadi "korban" kedua China tentang model pemerintahan "satu negara, dua sistem" ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : TRT World
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper