Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rangkuman Perang Hari ke-167: Rencana Pembunuhan Pejabat Ukraina Berhasil Digagalkan

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas tidak adanya kemajuan perdamaian. Benarkan pintu perdamaian akan tertutup?
Suasana  kompleks apartemen rusak berat setelah penembakan semalam saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di Kharkiv, Ukraina. REUTERS/Leah Millis
Suasana kompleks apartemen rusak berat setelah penembakan semalam saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di Kharkiv, Ukraina. REUTERS/Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik Rusia vs Ukraina sudah memasuki hari ke-167 sejak awal invasi. Pada hari ini, Ukraina telah menggagalkan rencana pembunuhan yang akan dilakukan kepada Menteri Pertahanan Ukraina dan Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina. 

Menurut Dinas Keamanan Ukraina, pembunuhan ini direncanakan oleh Direktorat Intelijen Rusia (GRU) dengan menggunakan kelompok sabotase. 

Selain kedua nama pejabat tersebut, GRU juga menargetkan aktivis Ukraina terkemuka dalam rencana pembunuhan tersebut. 

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) kembali akan memberikan tambahan bantuan kepada pemerintahan Ukraina sebanyak US$4,5 miliar, sehingga total bantuan dari AS sejak awal invasi sebanyak US$8,5 miliar.

Lembaga Bantuan Pembangunan, USAid mengatakan bantuan dana terbaru ini akan dikirim secara bertahap, dimulai dengan gelontoran dana sebanyak US$3 miliar pada Agustus. 

Rangkuman konflik Rusia vs Ukraina hari ke-167 yang dirangkum The Guardian pada Selasa (9/8/2022):

Penangguhan Kunjungan Situs Senjata Nuklir Oleh Rusia

Rusia telah menangguhkan pengaturan yang memungkinkan inspektur AS dan Rusia untuk mengunjungi situs senjata nuklir masing-masing di bawah perjanjian New Start 2010. 

Sebelumnya, penangguhan ini dilakukan sebagai pencegahan kesehatan akibat serangan Covid-19. Lalu, alasan pengangguran saat ini karena sanksi AS yang telah menghentikan inspektur Rusia bepergian di AS. 

Inggris Khawatir Rusia Mengerahkan Ranjau Anti-Personil

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa sangat mungkin Rusia mengerahkan ranjau anti-personil untuk melindungi dan menghalangi kebebasan bergerak Ukraina di sepanjang garis pertahanannya di Donetsk dan Kramatorsk di wilayah Donbas Ukraina timur. 

Kementerian menyebut ranjau PFM-1 dan PFM-1S dikenal sebagai “ranjau kupu-kupu”, yang merupakan senjata sangat kontroversial dengan potensi menimbulkan korban yang meluas di kalangan militer hingga penduduk sipil setempat.

Total 10 Kapal Telah Meninggalkan Ukraina

Dalam upaya mengurangi krisis pangan global, kembali dua kapal telah meninggalkan pelabuhan Ukraina, sehingga totalnya menjadi 10 kapal yang membawa ekspor biji-bijian Ukraina sejak kesepakatan PBB untuk membuka blokir ekspor biji-bijian Ukraina telah tercapai. 

Wilayah Zaporizhzhia Akan Diberlakukan Zona Bebas Militer

Kepala perusahaan tenaga nuklir Energoatom menyerukan wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk dibuat zona bebas militer, Energoatom khawatir jika wilayah itu dibiarkan akan mengulang kejadian kelam nuklir di Chernobyl. 

Energoatom melakukan hal ini sebagai sikap atas terjadinya serangan kepada reaktor nuklir di Zaporizhzhia beberapa hari yang lalu. Di sisi lain, menurut laporan dari kepala administrasi Rusia di wilayah Zaporizhzhia saat ini pembangkit listrik tenaga nuklir beroperasi secara normal.

Zaporizhzhia Berkemungkinan Bergabung Dengan Rusia 

Kepala bagian yang diduduki Rusia dari wilayah Zaporizhzhia Ukraina telah menandatangani dekrit yang menyediakan referendum untuk bergabung dengan Rusia, hal ini dianggap sebagai tanda terbaru bahwa Moskow bergerak maju dengan rencananya untuk mencaplok beberapa wilayah di Ukraina. 

Pintu Perdamaian Ukraina dengan Rusia Semakin Tertutup

Pejabat Rusia mengatakan saat ini pertemuan antara presiden Rusia dan Ukraina belum ada tanda sama sekali serta dikabarkan bahwa negosiasi antara Rusia dan Ukraina telah terhenti selama berbulan-bulan, karena pihak masing-masing saling menyalahkan atas tidak adanya kemajuan perdamaian melalui jalur pembicaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper