Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) kembali mengirim ribuan peserta magang ke Jepang setelah sebelumnya tertunda akibat situasi pandemi.
Padahal sebelumnya, lebih dari 40 ribu pemuda dari Indonesia terserap menjadi peserta magang di Jepang per tahunnya.
Angka ini dilansir AP2LN di sela acara Halal Bihalal asosiasi tersebut dengan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia (Kemnaker RI) dan Kedutaan Besar Jepang untuk Republik Indonesia, di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
AP2LN merupakan asosiasi yang menaungi 135 lembaga pengirim atau Sending Organziation (SO) dari seluruh Indonesia. Asosiasi ini telah terbentuk sejak tahun 2013. Adapun peserta magang yang diberangkatkan ke Jepang berusia dari 18-30 tahun. Antusiasme peserta magang dari Indonesia pun kembali meningkat sejak pemerintah Jepang membuka kembali program pemagangan pada Maret 2022 lalu.
"Situasi pandemi memang sempat membuat kami menunda pengiriman peserta magang ke Jepang. Hal ini demi kepentingan kesehatan para peserta magang terlepas dari aturan pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia. Puji syukur, ketika penerbangan ke Jepang kembali dibuka pada Maret 2022, anggota AP2LN telah menempatkan lebih dari 7.000 peserta magang ke Jepang," ujar Ketua Umum AP2LN, Firman Budiyanto.
Karena itu, Budiyanto menambahkan, pada kesempatan ini AP2LN ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kedutaan Besar Jepang melalui counsellor, Mr. Imai Hiroyuki dan Mr. Sasaki Hiroki, yang telah menfasilitasi AP2LN kuota khusus sebanyak 120 permohonan aplikasi visa setiap hari selama dua bulan pertama melalui VFS Global, Jakarta.
Baca Juga
Di masa awal dibukanya perbatasan ke Jepang untuk peserta pemagangan, lonjakan antrean permohonan visa di hampir seluruh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Dewan Pengurus Pusat (DPP) AP2LN juga selalu berupaya memberi layanan terbaik kepada para anggota dengan bersinergi dengan beberapa pihak seperti maskapai Garuda Indonesia untuk layanan penerbangan bagi para peserta, Bank BNI untuk layanan pembiayaan peserta melalui fasilitas KUR yang saat ini sedang kita jajaki, bahkan di tahun ini AP2LN akan membuka kantor perwakilan di Jepang.
"Khusus untuk pembukaan kantor perwakilan AP2LN di Jepang merupakan suatu hal yang cukup krusial, karena dapat melayani permasalahan yang terjadi antara anggota AP2LN dengan AO(Accepting Organization) di Jepang. Selain itu juga dapat membuka peluang perluasan pasar penempatan bagi para peserta pemagangan dari Indonesia, dimana saat ini KBRI kita di Jepang belum memiliki atase ketenagakerjaan," tutur Budiyanto menambahkan.
AP2LN berharap melalui kegiatan ini, semua para pemangku kepentingan (stakeholder) di dunia penempatan peserta pemagangan ke Jepang dapat selalu bersinergi untuk bertumbuh lebih kuat dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
AP2LN dan anggotanya tidak akan dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dari pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Binalavotas di Kemnaker RI dan pihak lainnya termasuk Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang merupakan kakak kandung dari para sending organization.
P3MI bukanlah kompetitor dari SO dalam Penempatan Peserta Pemagangan atau Tenaga Kerja (Specific Skill Workers/SSW) ke Jepang. Karena pemerintah Indonesia melalui Kemnaker RI dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah menetapkan tugas, pokok dan fungsinya masing-masing. P3MI dan SO dapat saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan SSW di Perusahaan Jepang yang sampai saat ini belum terpenuhi.