Dari embargo minyak ke penutupan aliran gas
Akan tetapi, dia berpendapat hari ini embargo minyak mungkin tidak akan berhasil dengan baik. Alasannya, minyak adalah komoditas yang dapat dipertukarkan di pasar global.
Artinya, jika satu sumber memotong pengiriman, negara-negara pengimpor dapat membeli lebih banyak minyak dari pemasok lain meskipun mereka mungkin membayar harga yang lebih tinggi di pasar spot daripada yang akan mereka dapatkan di bawah kontrak jangka panjang, ujar Webber dalam majalah The Conversation.
Pendapat ilmuwan itu ada benarnya. Pasalnya, lebih dari 60 persen konsumsi minyak harian dunia dikirim melalui kapal. Pada saat tertentu, armada kapal laut membawa minyak mentah dari satu titik ke titik lain di seluruh dunia.
Ketika ada gangguan, kapal dapat mengubah arah meski bisa sampai ke tujuan dalam hitungan minggu. Akibatnya, sulit bagi satu negara penghasil minyak untuk mencegah negara konsumen membeli minyak di pasar global.
Sebaliknya, gas alam dipindahkan terutama melalui pipa. Hanya 13 persen dari pasokan gas dunia yang dikirim oleh kapal tanker yang membawa gas alam cair. Hal ini membuat gas lebih menjadi komoditas regional atau kontinental. Artinya, penjual dan pembeli secara fisik terhubung satu sama lain.
Pada sisi lain, jauh lebih sulit bagi pembeli untuk menemukan pasokan gas alam alternatif daripada sumber minyak alternatif.
Alasannya, memasang pipa baru atau membangun terminal impor dan ekspor gas alam cair baru akan menghabiskan biaya miliaran dolar.
Belum lagi pembangunannya memakan waktu bertahun-tahun seperti yang dikerjakan Rusia. Akibatnya, gangguan gas terasa cepat dan bisa bertahan lama.
Biaya membeli gas Rusia
Ketergantungan negara-negara Eropa pada energi Rusia, khususnya gas alam, telah memperumit posisi dan kebijakan luar negeri mereka.
Seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak pengamat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari, ketergantungan besar konsumen Eropa pada minyak dan gas Rusia selama beberapa dekade telah mendanai dan menguatkan rezim Putin dan membuat pemerintah Eropa ragu-ragu dalam menghadapi perilaku buruk negara itu.
Bukan kebetulan pula kalau Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari karena saat itu kondisi cuaca berada pada titik terdingin dan permintaan Eropa untuk gas pemanas juga mencapai puncak tertinggi.
Karena jaringan gas Eropa menjangkau banyak negara, penghentian pasokan gas Rusia ke Polandia dan Bulgaria tidak hanya berdampak pada kedua negara tersebut.