Bisnis.com, JAKARTA — Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan nilai akhir sebesar 23,7 persen.
Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menilai penurunan elektabilitas PDIP erat kaitannya dengan turunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi.
"Meskipun masih unggul di bulan april, dengan mendapatkan 23,7 persen, tetapi elektabilitasnya dibanding Februari 2022 (26,8 persen) sedikit turun,” ujar Burhanuddin melalui youtube resmi Indikator Politik Indonesia, Senin (26/4/2022).
Burhannudin menyebutkan bahwa angka tersebut memang bukan angka terendah yang pernah dicapai oleh PDIP, karena PDIP pernah berada di angka 21,22 sebelum Pemilihan Umum 2019.
Meskipun demikian, berdasarkan data sejak Februari 2020, angka survei yang dilakukan April 2022 merupakan angka elektabilitas PDIP yang terendah.
Sementara itu, Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan nilai sebesar 11,4 persen, dilanjutkan Golkar 10,9 persen, PKB 9,8 persen, Demokrat 9,1 persen, PKS 5,5 persen, Nasdem 3,9 persen, PPP 3,3 persen, Perindo 2,1 persen, dan PAN 1,1 persen.
Baca Juga
Lebih lanjut, Burhanuddin menjabarkan untuk raihan persentase dari parpol lainnya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen dan sekitar 17,5 persen responden belum bisa menunjukkan pilihan partai mereka.
Survei nasional Indikator Politik dilakukan 14 hingga 19 April 2022 menggunakan metode tatap muka dengan 1.220 responden dari seluruh Provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional. Sedangkan margin of error +2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Burhanuddin menyebutkan metode tersebut dianggap sebagai metode yang paling ‘powerful’ karena tingkat representatifnya tinggi yang mampu memberikan kesempatan kepada setiap pemilih untuk dipilih sebagai sampel.