Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanda Puasa Seorang Muslim Diterima Allah SWT

Menurut Kiai MN Harisudin, penerimaan puasa seseorang bisa diketahui dari peningkatan kebaikan seorang Muslim yang bersangkutan.
Ilustrasi berdoa usai salat/nu.or.id
Ilustrasi berdoa usai salat/nu.or.id

Bisnis.com, JAKARTA - Saat berpuasa, kadangkala kita bertanya apakah kita mendapatkan pahala ataukah puasa kita diterima Allah SWT.

Katib Syuriyah PCNU Jember Kiai MN Harisudin dikutip dari NU menjelaskan kriteria apa yang membuat pahala Anda diterima Allah SWT.

Menurut Kiai MN Harisudin, penerimaan puasa seseorang bisa diketahui dari peningkatan kebaikan seorang Muslim yang bersangkutan.

“Kalau setelah Ramadan ini tambah baik, maka itu indikasi puasanya diterima. Misalnya, dia tambah rajin bersedekah, tambah rajin ke masjid, tambah sayang kepada keluarga, dan seterusnya. Ini indikasi kalau puasanya diterima Allah SWT,” kata Kiai MN Harisudin yang juga Wakil Ketua Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur itu.

Mafhum mukhalafahnya, kalau orangnya tidak bertambah baik, maka tentu demikian ini menjadi indikasi amal ibada puasa masih belum diterima oleh Allah SWT sehingga perlu ditingkatkan dan ditingkatkan lagi.

Dia mengutip kata-kata mutiara Ibnu Athaillah As-Iskandari dalam Kitab Al-Hikam, “Man wajada tsamrata amalihi ajilan fahuwa dalilun ala qabulihi ‘ajilan.” Artinya, “Barangsiapa mendapatkan buah amalnya di dunia, maka itu menjadi petunjuk diterima amalnya di akhirat.”

“Jadi kalau orang setelah puasa, setelah ibadah haji, atau umrah, tambah baik, maka itu tandanya puasa nya diterima oleh Allah SWT,” katanya.

Untuk menuju amal yang terima ini, lanjut salah seorang pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember ini, seseorang harus meningkatkan kualitas amalnya. Selain dipandu dengan ilmu, amalnya juga harus dibersihkan dari sifat riya (pamer), ujub, merasa paling saleh. Sebaliknya, amalnya dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Sementara itu, Imam Ghazali mengatakan untuk mendapatkan puasa berkualitas dapat ditempuh dengan upaya menjaga anggota badan dari dosa.

Puasa berkualitas dapat ditempuh bukan sekadar menahan diri dari rasa lapar dan dahaga yang mendera. Puasa yang berkualitas dapat dicapai dengan menahan diri dari segala larangan-larangan agama.

Rasulullah saw jauh-jauh hari telah mengingatkan agar umat Islam melakukan puasa secara berkualitas. Puasa yang berkualitas dapat melahirkan ganjaran besar dari Allah. Sedangkan puasa yang tidak berkualitas hanya melahirkan keletihan berpuasa, yaitu rasa lapar dan dahaga belaka. 

Puasa yang berkualitas merupakan upaya pengendalian atas anggota badan, yaitu telinga, mata, lisan, tangan, kaki, dan anggota badan lainnya. Puasa yang berkualitas merupakan puasa istimewa yang dapat dicapai bukan sekadar menggeser waktu makan dan minum, tetapi juga mengendalikan nafsu atas keinginan anggota badan.

Puasa yang berkualitas dapat ditandai dengan model puasa di atas kalangan awam. Puasa yang berkualitas bertumpu pada pengendalian diri. Puasa yang berkualitas menuntut seseorang memiliki rem di dalam kehidupannya dari segala larangan agama. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper