Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polri Beberkan Progres Kasus Robot Trading Evotrade

Polri membeberkan progres kasus robot trading Evotrade sembari terus melakukan penelusuran aset.
Ilustrasi robot trading
Ilustrasi robot trading

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi masih terus melengkapi berkas perkara kasus robot trading Evotrade.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan pihaknya masih melengkapi berkas perkara untuk kemudian diserahkan ke jaksa penuntut umum (JPU).

"Penyidik sedang melengkapi berkas perkara untuk selanjutnya akan dikirim ke JPU," kata Gatot dalam konferensi pers, Senin (28/3/2022).

Gatot mengatakan pihaknya masih terus melakukan penelusuran aset yang terkait kasus Evotrade.

"Dan terus lakukan tracing asset," katanya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri meringkus Andi Muhammad Agung Prabowo, pemilik PT Evolution Perkasa Grup yang membuat aplikasi robot trading Evotrade.

Andi Muhammad merupakan buronan, kasus investasi bodong robot trading.

"Iya betul. Salah satu top leader sudah kita tangkap. Atas nama AMA (Andi Muhammad Agung)," kata Kasubdit 5 Dittipideksus Polri Kombes Makmun, Senin (5/1/2022).

Dari Andi, Polisi menyita barang bukti berupa uang sejumlah Rp12,5 miliar. Uang tersebut terdiri dari pecahan dollar dan rupiah

"Dan kita sita dari tangan ybs uang tunai senilai kurang lebih Rp12,5 miliar dalam bentuk dolar dan rupiah," kata Makmun.

Saat ini, tim telah melakuan penahanan terhadap Andi Muhammad. Sejalan dengan itu, polisi masih memburu sejumlah aset-aset milik tersangka. Kelak, aset0aset itu akan mengembalikan kerugian para nasabah yang bergabung di Evotrade.

Saat ini polisi masih memburu Anang Diantoko yang merupakan pemilik aplikasi robot trading Evotrade.   

Dalam kasus ini, para korban dijanjikan keuntungan berjenjang hingga 10 persen dari uang yang disetorkan awal. Bagi member yang paling bawah, hanya akan mendapat keuntungan 2 persen.

Perusahaan robot trading ini menggunakan skema ponzi atau piramida dalam meraup keuntungan. Skema itu merupakan sistem  pemberian keuntungan secara berjenjang yang biasa banyak terjadi dalam produk-produk investasi bodong atau palsu.

Pola bisnis tersebut diduga dapat melanggar ketentuan pidana lantaran keuntungan atau bonus yang diperoleh bukan dari hasil penjualan barang, melainkan keikutsertaan atau partisipasi para peserta.

Sejauh ini, polisi menduga ada tiga ribu pengguna aplikasi Evotrade tersebut. Para pengguna itu tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.  

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 105 dan/atau Pasal 106 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan/atau Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dan/atau Pasal 5 dan/atau Pasal 6 Juncto Pasal 10 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper