Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengadilan AS Dakwa 4 Pegawai Pemerintah Rusia Lakukan Serangan Siber

Empat pegawai pemerintah Rusia didakwa melakukan serangan siber di Amerika Serikat.
ilustrasi-aljazeera.com
ilustrasi-aljazeera.com

Bisnis.com, JAKARTA—Amerika Serikat (AS) mendakwa empat pegawai pemerintah Rusia dengan serangan siber di sektor energi global.

Mereka dituduh menargetkan ratusan perusahaan dan organisasi sekitar 135 negara antara tahun 2012-2018. Kegiatan mereka dikatakan telah menyebabkan penutupan darurat atas perusahaan terpisah di satu fasilitas di Arab Saudi.

Konspirasi tersebut kemudian diduga mencoba meretas komputer perusahaan yang mengelola entitas infrastruktur penting serupa di AS. Beberapa individu terkait dengan dakwaan AS ke FSB, dinas keamanan Rusia.

Inggris juga telah memberi sanksi kepada organisasi pertahanan Rusia yang dikatakan terkait dengan serangan itu sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (25/3/2022).

Presiden AS Joe Biden minggu ini memperingatkan kemungkinan serangan siber terkait dengan konflik Ukraina, tetapi dakwaan itu atas aktivitas sebelum perang itu  dimulai.

Wakil Jaksa Agung AS, Lisa Monaco mengatakan: "Peretas yang disponsori negara Rusia menimbulkan ancaman serius dan terus-menerus terhadap infrastruktur penting baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia.

"Meskipun tuduhan kriminal yang didakwakan hari ini mencerminkan aktivitas masa lalu, namun hal itu memperjelas pentingnya kala gan pebisnis Amerika Serikat untuk memperkuat pertahanan mereka dan tetap waspada.

Para terdakwa diduga telah menginstal perangkat tertentu dan meluncurkan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk membahayakan keselamatan fasilitas energi.

Menurut dakwaan, antara Mei dan September 2017, satu kelompok dituduh meretas sistem pabrik petrokimia di Arab Saudi dan memasang malware, yang oleh para peneliti keamanan siber disebut sebagai "Triton" atau "Trisis" pada keamanan sistem yang diproduksi oleh Schneider Electric.

Serangan itu menyebabkan kesalahan yang menyebabkan sistem keselamatan listrik tambang  minyak terpaksa menghentikan secara darurat dua operasi kilang di Arab Saudi.

Sedangkan Februari dan Juli 2018, konspirator dikatakan telah meneliti kilang serupa di AS, namun tidak berhasil meretas sistem komputer perusahaan. Terdakwa dalam kasus ini dikatakan sebagai karyawan Pusat Penelitian Negara Federasi Rusia FGUP Central Scientific Research Institute of Chemistry and Mechanics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper