Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Tangkap Mata-Mata Israel yang Dicurigai akan Sabotase Instalasi Nuklir

Iran menangkap sebuah jaringan mata-mata yang terhubung dengan intelijen Israel karena berusaha menyabotase fasilitas pengayaan nuklir di Fordow.
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA - Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menangkap sebuah jaringan mata-mata yang terhubung dengan intelijen Israel karena berusaha menyabotase fasilitas pengayaan nuklir di Fordow, Iran.

Upaya serangan, yang digambarkan IRGC sebagai sabotase "besar" terhadap fasilitas nuklir Iran, dimaksudkan untuk dilakukan sebelum 21 Maret.

Operasi itu melibatkan seorang karyawan di Fordow yang bekerja sama dengan petugas intelijen Israel dengan imbalan uang tunai dan mata uang digital, menurut IRNA.

Sebelumnya Iran juga menangkap dua tim "teroris" yang terkait dengan dinas intelijen asing, menurut kantor berita semi-resmi Fars. Enam orang berusaha untuk membunuh beberapa warga negara asing yang bekerja pada proyek infrastruktur di provinsi tenggara Sistan dan Baluchestan, menurut Fars seperti dikutip Bloomberg.com, Selasa (15/3/2022).

Program nuklir Iran telah mengalami sejumlah serangan selama bertahun-tahun, termasuk pembunuhan salah satu ilmuwan nuklir terkemuka dan ledakan di dekat fasilitas pengayaan uranium di Natanz.

Baru-baru ini, Iran mengklaim bahwa kamera pengintai internasional di fasilitas nuklir Karaj telah diretas. Para pejabat Iran menyalahkan Israel atas semua itu.

Pada Januari lalu, Badan Keamanan Internal Israel menangkap lima warga Israel yang dituduh menjadi mata-mata untuk musuh bebuyutannya Iran.

Kasus itu melibatkan empat perempuan Yahudi keturunan Iran, yang menurut Shin Bet direkrut oleh seorang pengendali yang mengaku sebagai pria Yahudi yang tinggal di Iran.

Para perempuan itu diduga dibayar ribuan dolar untuk mengambil foto tempat-tempat sensitif, memantau pengaturan keamanan, dan menjalin hubungan dengan politisi sebagaimana dikutip BBC.com.

Pengacara mereka mengatakan para kliennya itu tidak tahu bahwa pria tersebut adalah seorang agen Iran. Mereka juga bersikeras tidak berniat merusak keamanan Israel.

Namun, Shin Bet mengatakan itu adalah "kasus serius" di mana ada rencana untuk membangun jaringan mata-mata Iran di dalam Israel, dan bahwa para perempuan itu akan menghadapi "tuntutan berat".

Pengendali di Iran itu, yang menyebut dirinya Rambod Namdar, diduga mendekati para perempuan itu di Facebook dan kemudian tetap berhubungan dengan mereka selama beberapa tahun melalui layanan pesan terenkripsi WhatsApp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper