Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masuk dalam jajaran atas, menteri dengan kinerja dan popularitas paling baik berdasarkan hasil Survei Indonesia Political Opinion (IPO).
Direktur IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, perolehan suara publik kepada Erick Thohir sebesar 79,2 persen. Perolehan ini memiliki selisih 2 persen dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurut Dedi penilaian publik kepada Erick Thohir, tak lepas dari kinerja dan popularitasnya dalam setiap kebijakan-kebijakan yang diambil selama menjadi Menteri BUMN.
“Asumsi opini lebih besar disebabkan karena popularitas aktivitas kementerian yang dipimpin Erick Tohir dalam beberapa waktu ini, mulai populer dengan kebijakan-kebijakan di BUMN,” kata Dedi Kurnia Syah, Senin (28/2/2022).
Dedi menilai Erick mampu menerjemahkan berbagai kebijakan di BUMN yang rumit, sehingga masyarakat memahami. Terobosan dan gagasan baru dari mantan Presiden Inter Milan itu, kata Dedi, membuat penilaian publik baik.
“Publik sebenarnya tidak terlalu memahami implementasi kebijakan, tetapi ketika seorang menteri terlihat aktif menyatakan gagasan, termasuk adanya perubahan-perubahan di kementerian yang dipimpin maka publik akan menilai baik,” ujarnya.
Menurut Dedi terdapat beberapa kebijakan Erick Thohir yang dinilai berhasil oleh publik. Misalnya, melaporkan kasus korupsi di perusahan-perusahan pelat merah, dan mempercayakan anak-anak muda untuk berkarier di Kementerian BUMN.
“Erick Tohir dianggap berhasil lakukan beberapa langkah yang membuat popularitasnya juga BUMN dipandang membaik,” jelasnya.
Lewat kebijakan-kebijakan tersebut, Dedi, menyebut akan lahir rasa suka dari publik kepada Erick Thohir di saat kepercayaan masyarakat kepada beberapa Menteri turun drastis.
“Dengan kondisi itu, bukan tidak mungkin jika publik mulai menyukai keberadaan Erick Tohir dalam kabinet saat ini,” ujarnya.
Adapun, survei tersebut IPO menggunakan metode multistage random sampling dengan melakukan wawancara melalui sambungan telepon kepada responden.
Terdapat 1.220 responden dalam survei tersebut. Jumlah itu didasarkan pada 196.420 populasi yang dimiliki IPO sejak periode survei 2019-2021.
Sementara itu, pengukuran kesalahan (margin of error) dalam penelitian ini mencapai 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen.
