Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Rusia-Ukraina, Bisakah Sanksi AS Goyahkan Putin?

Peneliti dari Universitas Aalto Finlandia mempelajari dampak sanksi antara 2014 dan 2017. Mereka menemukan, bahwa lebih dari 80 persen perusahaan Rusia melaporkan dampak buruk.
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave

Sanksi AS

Para peneliti dari Universitas Aalto Finlandia mempelajari dampak sanksi antara 2014 dan 2017. Mereka menemukan, bahwa lebih dari 80 persen perusahaan Rusia yang mereka teliti melaporkan dampak buruk dalam laporan tahunan mereka.

Mereka juga menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa terdampak akibat "ketidakpastian bisnis yang meningkat secara keseluruhan yang disebabkan oleh sanksi awal", kata Jukka Sihvonen, Asisten Profesor Akuntansi keuangan di Aalto.

Meskipun perusahaan Rusia terus merugi, namun keluhan dari mitra mereka di Eropa berkurang seiring waktu. Hal itu menunjukkan bahwa mereka berhasil mengurangi kerentanan mereka terhadap sanksi, kata Sihvonen kepada Aljazeera.

Namun, sanksi AS memiliki efek terbatas pada pemikiran strategis Putin, kata Maria Shagina, seorang dosen tamu di Pusat Politik dan Kekuasaan AS di Institut Urusan Internasional Finlandia.

“Sejumlah sanksi telah memainkan peran dalam menahan apa yang mungkin telah dilakukan Rusia,” katanya.

Dengan kata lain, tanpa sanksi sangat mungkin Putin akan terus memperluas pengambilalihan Krimea dan memainkan konflik di Ukraina Timur.

“Tujuan akhir dari sanksi untuk menghentikan apa yang dilakukan Rusia di Ukraina tidak tercapai, tetapi ada beberapa dampak,” kata Shagina dalam sebuah wawancara.

Sanksi AS atas Rusia sampai sekarang sebagian besar berfokus pada individu dan entitas yang diyakini berada dalam lingkaran kekuasaan Putin.

“Itulah yang paling efektif dengan rezim otokratis,” kata Weber.

Sejak 2014 Kremlin telah mengembangkan dua ekonomi paralel, katanya. Satu untuk orang Rusia biasa yang terkena sanksi dan kedua untuk elite ekonomi, politik dan militer yang dilindungi.

Rusia telah menambah cadangan devisa internasional senilai US$630 miliar. Jumlah ini memberi Putin kekuatan untuk menjamin bahwa mereka yang berada di elite yang mendukungnya tidak akan menderita secara pribadi dari sanksi baru apa pun.

“Kebijakan ini pada dasarnya adalah pengaman ketika invasi terjadi,” kata Weber. Menurutnya, para elite akan menjadikan sanksi hanya sebagai risiko bisnis, namun mereka mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kesetiaan mereka kepada Putin.

Kendati demikian, AS memiliki pilihan lain, termasuk menghukum proyek-proyek unggulan Kremlin dan menekan warga Rusia biasa dengan harapan hal ini meningkatkan tekanan publik terhadap Putin. Washington memang telah lama ingin mematikan pipa Nord Stream 2 yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan gas alam Rusia ke Uni Eropa.

Namun, meskipun sanksi atas proyek tersebut akan merugikan investor Rusia yang terlibat, biaya yang jauh lebih besar akan ditanggung oleh orang-orang Eropa, kata Cortright. Artinya, konsumen Eropa membayar lebih untuk gas dari biasanya karena keterlambatan pasokan.

"Orang-orang Eropa mungkin akan membayar harga yang lebih tinggi jika ada pemblokiran resmi pada jalur pipa baru," kata Cortright.

Eropa juga menjadi sandera Moskow jika Barat memutuskan untuk menggunakan apa yang Shagina gambarkan sebagai “opsi nuklir”, yaitu mengeluarkan Rusia dari sistem pembayaran internasional yang menjalankan perdagangan global sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Langah itu tentunya akan mempengaruhi bank dan eksportir Rusia.

Sekali lagi, hal itu akan merugikan Eropa, yang menggunakan sistem tersebut untuk membayar Rusia miliaran dolar setiap tahun untuk komoditas hidrokarbon, kata Shagina.

Karena itu, agar negara Barat dapat benar-benar membuat khawatir sekaligus bisa menekan Moskow, sudah saatnya Eropa dan AS satu suara mengenai sanksi atas negara itu.

Halaman Sebelumnya
Gas Rusia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper