Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Perkirakan Puncak Gelombang Kasus Omicron Terjadi Awal Februari

Luhut mengatakan pemerintah akan terus memonitor dengan ketat perkembangan kasus Omicron dan menyiapkan langkah antisipasi yang diperlukan.
Layar menampilkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Layar menampilkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan pemaparan dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan puncak penyebaran Covid-19 varian vdi Indonesia akan terjadai pada Awal Februari 2022.

Luhut mengatakan Saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara.

“Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama. Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada,” ujar Luhut dalam rekaman video, Selasa (11/1/2022).

Luhut mengatakan jumlah kasus Omicron di Indonesia hingga hari ini mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Dari total 537 kasus di Jakarta, 435 di antaranya merupakan kasus impor oleh PPLN.

Luhut mengungkapkan dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

“Untuk kasus di Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari. Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta,” ujar Luhut.

Ia mengatakan pemerintah akan terus memonitor dengan ketat perkembangan kasus Omicron dan menyiapkan langkah antisipasi yang diperlukan. Adapun tingkat perawatan di rumah sakit akan menjadi salah satu indikator utama pemerintah dalam mengambil tindakan.

“Kami akan high alert ketika BOR  (bed occupancy rate) mendekati 20 hingga 30 persen,” katanya.

Luhut mengklaim Indonesia jauh lebih siap menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Sistem kesehatan dalam negeri telah disiapkan, mulai obat-obatan, rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, hingga isolasi terpusat.

“dengan berbagai kesiapan tersebut, dan belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin,” puingkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper