Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gus Yahya Jadi Ketum PBNU, Pengamat: NU dan PKB Makin Renggang

Saat ini Gus Yahya dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sedang membangun kekuatan untuk menguasai PKB dari tangan Muhaimin.
Gus Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama KH Said Aqil Siradj (kiri) usai penghitungan suara pemilihan Ketua Umum PBNU di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Jumat, (24/12/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Gus Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama KH Said Aqil Siradj (kiri) usai penghitungan suara pemilihan Ketua Umum PBNU di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Jumat, (24/12/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bisnis.com, JAKARTA-Pengamat politik Saiful Anam menganggap hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Nahdlatul Ulama (NU) akan semakin renggang, usai terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU (PBNU) periode 2021-2026.

“Karena seperti yang kita dengar, bahwa Gus Yahya menginginkan NU netral dan ingin membawa semangat Gusdur dalam menjalankan kepemimpinannya di NU kedepan,” ujar Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) itu saat dihubungi Bisnis, Senin (27/12/2021).

Sebagai informasi, Ketum PKB Muhaimin Iskandar pernah berkonflik dengan Gus Dur dan berhasil melengserkan Presiden ke-empat itu sehingga dirinya berhasil menguasai PKB hingga saat ini. 

Menurut Anam, saat ini Gus Yahya dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sedang membangun kekuatan untuk menguasai PKB dari tangan Muhaimin.

“Saya berfikir jangan-jangan baik Gus Yahya maupun Gus Yaqut sedang membangun kekuatan untuk dapat dapat menguasai PKB dari tangan Cak Imin yang sedang berkuasa saat ini,” tuturnya. 

“Karna dengan 2 kekuatan tersebut tentu sangat diperhitungkan untuk dapat bersinergi guna menguasai PKB kedepan,” sambugnya.

Sebelumnya, Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya berkali-kali menegaskan gerakan yang akan dia usung jika terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. 

Gus Yahya ingin menjadikan model gerakan KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur sebagai gerakan Nahdlatul Ulama (NU). 

“Mengapa Gus Dur? Karena beliau yang membawa NU sebagai mandat peradaban. Sejak awal didirikan, NU bertujuan untuk merintis upaya format peradaban baru untuk menggantikan format yang lama, yakni setelah Turki Usmani runtuh,” ujar Gus Yahya dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya dari Arena Muktamar, Selasa (21/12/2021). 

Dia menambahkan, NU didirikan bukan sekadar untuk mengupayakan kesejahteraan warganya atau  sekadar meneruskan mandat ajaran ahlu sunnah wal jamaah. “Jadi kader-kader NU jangan hanya berebut yang remeh temeh seperti selama ini. harus dimulai maindsetnya kalo kita memperjuangkan peradaban,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper