Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 375 orang dilaporkan tewas hingga Selasa (21/12/2021) pagi ini setelah badai dahsyat Rai melanda Filipina pada Kamis pekan lalu, kata polisi.
Badai yang dikenal dengan Supertopan Rai tersebut bergerak dengan kecepatan angin sekitar 195 km/jam (120 mph), sehingga membuat sekitar 400.000 orang berlarian mencari keselamatan ketika sampai pulau-pulau tenggara negara itu.
Akan tetapi, belum ada rincian per wilayah terkait jumkah korban tewas yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 208 jiwa.
Sedikitnya 500 orang terluka dan 56 lainnya dilaporkan masih hilang oleh polisi setempat. Tim penyelamat menggambarkan keadaan setempat seperti "pembantaian total".
Ada kekhawatiran tanah longsor yang meluas dan banjir telah merenggut lebih banyak nyawa.
"Banyak daerah tidak memiliki listrik, tidak ada komunikasi, sangat sedikit air," kata ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon seperti dikutip BBC.com, Selasa (21/12/2021).
Baca Juga
Bahkan, ada beberapa daerah yang tampaknya seperti dibom lebih buruk daripada Perang Dunia Kedua, katanya.
"Tim darurat Palang Merah melaporkan bencana total di daerah pesisir," kata Gordon. Rumah, rumah sakit, sekolah dan bangunan masyarakat telah hancur berkeping-keping, tambahnya.
Super-Typhoon Rai adalah badai paling kuat yang melanda Filipina tahun ini
Ribuan personel militer, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah di negara itu untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan.
Pesawat militer dan kapal angkatan laut turut membawa bantuan ke daerah yang terdampak paling parah . Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah melakukan inspeksi udara di daerah-daerah yang dilanda badai.
Sekitar 75 persen rumah di Provinsi Bohol di wilayah Visayas Tengah rusak. Menurut keterangan asisten sekretaris Kantor Pertahanan Sipil, Casiano Monilla, setidaknya 227 kota dan kotamadya mengalami pemadaman listrik dan 25 penerbangan dibatalkan.
Monilla mengatakan, perkiraan biaya kerusakan akibat bencana ini ditaksir mencapai lebih dari US$4,5 juta.
Bahkan, melalui laman Facebook, Gubernur Kepulauan Dinagat, Arlene Bag-ao mengatakan, terjangan topan itu nyaris membuat semuanya rata dengan tanah.