Penyebabnya, meskipun telah divaksin dosis lengkap hingga dosis ketiga (booster), tetapi belum bisa menjamin varian Omicron untuk tidak masuk ke dalam tubuh.
Hal ini disampaikannya setelah melihat kondisi sejumlah negara di Eropa yang mengalami banyak penyebaran varian baru, padahal cakupan vaksinasi sudah sangat tinggi.
"Sudah terbukti sekarang bahwa kemampuan netralisasi virus pascainfeksi dan imunisasi menurun terhadap Omicron dibandingkan varian lain. Ada kemungkinan besar bahwa beberapa orang yang sudah divaksinasi lengkap maupun booster tetap [bisa] tertular Omicron," katanya, dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/12/2021).
Kendati demikian, Budi menilai vaksinasi tetap menjadi upaya untuk mengantisipasi penularan Covid-19, khususnya varian baru sehingga dirinya meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19.
Tidak hanya itu, dia juga menyarankan supaya warga tidak perlu memilih vaksin yang akan mereka dapatkan.
"Kami mengimbau agar masyarakat mempercepat vaksinasi. Tolong vaksinasi, [saat ini, vaksin] kita yang paling banyak sekarang datang adalah Pfizer dan AstraZeneca. Tidak usah pilih vaksinnya tipe apa, langsung divaksinasi saja," ujarnya.
Budi memaparkan saat ini sudah ada 107 juta masyarakat yang mendapatkan vaksin dua dosis. Sehingga, dia yakin target World Health Organization (WHO) sebanyak 40 persen dari jumlah target vaksinasi akan diraih dalam waktu yang tidak lama lagi.
"Kami rasa dalam dua hari ke depan kita sudah bisa mencapai target WHO full 40 persen dari populasi dua kali suntik," katanya.
Sementara untuk vaksin anak-anak yang sudah dilaksanakan sejak pekan lalu sudah diberikan sebanyak 542 ribu suntikan.
"Ini merupakan angka yang baik," kata Budi.