Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anwar Abbas Kritik Jokowi, Pengamat: Dahulukan Adab Dibandingkan Ilmu

Pengamat politik Hari Purwanto menyayangkan sikap Anwar Abbas kritik Jokowi. Pasalnya, Islam mengajarkan dahulukan adab dibandingkan ilmu.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kiri), Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas (kelima kanan) dan para pimpinan ormas Islam lainnya memberi keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9)./ANTARA-Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kiri), Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas (kelima kanan) dan para pimpinan ormas Islam lainnya memberi keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9)./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto menyayangkan pernyataan Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas saat menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah.

Dalam Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI pada Jum'at (10/12/2021), Anwar melayangkan kritik terkait kesenjangan masyarakat hingga sampai penguasaan lahan di Tanah Air.

"Saya menyayangkan cara Anwar Abbas mengungkapkan kritik kepada pemerintah [Presiden Jokowi] di acara Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI. Padahal dalam Islam diajarkan mendahulukan adab dibandingkan ilmu," tegas Hari dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).

Bukan itu saja, Hari menilai Anwar Abbas telah menciderai organisasi MUI di depan publik. Pasalnya, kata dia, Anwar Abbas menyampaikan pendapat bukan pada forum yang tepat.

"MUI harus mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh Anwar Abbas karena merusak nama organisasi MUI dan para ulama yang tergabung," imbuhnya.

Dia berharap MUI sebagai organisasi terhormat para ulama tidak mendapat citra negatif karena pernyataan salah satu anggotanya.

"Seperti peribahasa, karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Anwar Abbas telah mengkerdilkan dirinya sendiri, karena adab tidak berlaku bagi dirinya," ucap Hari.

Sebelumnya, Anwar Abbas menilai tingkat kesenjangan sosial dan ekonomi semakin meningkat di era Presiden Joko Widodo. Hal itu dikarenakan kebijakan yang dikeluarkan dianggap kurang menyentuh masyarakat kalangan bawah.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah semakin terpinggirkannya kelompok usaha mikro dan ultra mikro. Menurutnya, dua kelas usaha tersebut selama ini kurang mendapat perhatian pendanaan dari perbankan. Sebab, selama ini fokus perbankan hanya kepada kelompok usaha besar, menengah dan kecil saja.

“Sehingga kesenjangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia semakin terjal dan meningkat setiap tahunnya. Hal itu sangat berbahaya karena berpotensi menggangu stabilitas kesatuan bangsa, ” ujar Buya Anwar belum lama ini seperti dikutip dari laman MUI.or.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper