Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 22 persen dari anak usia 6-11 tahun yang disuntik vaksin Sinovac mengalami efek samping lokal dan sistemik seperti batu, diare, demam.
Persentase itu merupakan hasil penelitian Han pada tahun 2021 dikutip dari akun @adamprabata, Rabu (15/12/2021).
Seperti diketahui, vaksin Sinovac sudah mulai disuntikkan pada anak usia 6-11 tahun di Indonesia, namun masih ada orangtua yang takut dengan efek samping.
Dari 22 persen anak yang mengalami efek samping, sebanyak 17 persen mengalami efek samping ringan, 11 persen mengalami efek samping sedang, dan 0 persen mengalami efek samping berat.
Seorang anak dapat mengalmi jenis efek samping ringan dan sedang secara bersamaan. Misalnya mengalami nyeri ringan dan bengkak di lokasi penyuntikan.
Apa saja efek samping vaksin Sinovac yang dapat muncul?
Baca Juga
Ada dua jenis efek samping yakkni lokal ( di lokasi penyuntikan) dan efek samping sistemik (dirasakan di seluruh tubuh).
Efek samping lokal pada anak usia 6-11 tahun berupa: nyeri di area penyuntikan (12 persen), bengkak di area penyuntikan (1 persen).
Efek samping sistemik pada anak usia 6-11 tahun berupa demam (5 persen), batuk (2 persen) dan diare (1 persen).
Biasanya, efek samping pada anak terjadi setelah 7 hari penyuntikan, dan dalam 48 jam mayorits efek samping pasca-vaksinasi telah membaik terhitung sejak kemunculannya.