Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NICD: Lonjakan Eksponensial Varian Omicron Sangat Mengkhawatirkan

NICD mengatakan 74 persen dari semua genom virus Corona yang telah diurutkan bulan lalu adalah varian baru.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat kesehatan di Afrika Selatan menyatakan varian Omicron telah memicu lonjakan eksponensial atau "sangat mengkhawatirkan" di negara tersebut dengan cepat dan menjadi jenis virus Corona yang dominan.

Jumlah negara yang terpapar varian baru itu juga terus bertambah termasuk AS dan sejumlah negara lainnya di dunia.

Uni Emirat Arab dan Korea Selatan, yang terus memerangi wabah yang memburuk dan mencatat infeksi harian, juga mengkonfirmasi kasus varian Omicron.

Michelle Groome dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mengatakan telah terjadi "peningkatan eksponensial" dalam infeksi selama dua minggu terakhir.

Angka itu bertambah dari rata-rata mingguan sekitar 300 kasus baru per hari menjadi 1.000 pada minggu lalu, dan yang terbaru 3.500. Hingga kemarin Afrika Selatan mencatat 8.561 kasus, sedangkan seminggu sebelumnya, penghitungan harian adalah 1.275.

“Peningkatannya mengkhawatirkan,” kata Groome seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (2/12/2021).

NICD mengatakan 74 persen dari semua genom virus yang telah diurutkan bulan lalu adalah varian baru. Varian itu pertama kali ditemukan dalam sampel yang diambil pada 8 November di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan.

Sementara pertanyaan kunci tetap ada tentang seberapa menular varian Omicron yang telah terdeteksi di setidaknya di 24 negara di seluruh dunia. Para ahli pun bergegas menentukan tingkat perlindungan yang diberikan oleh vaksin.

Ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan dunia (WHO) Maria van Kerkhove mengatakan pada pengarahannya bahwa data tentang bagaimana Omicron menular harus tersedia "dalam beberapa hari".

NICD menyatakan data epidemiologi awal menunjukkan Omicron mampu menghindari beberapa kekebalan. Akan tetapi, vaksin yang ada masih dibutuhkan untuk melindungi terhadap penyakit parah dan kematian.

Kepala Eksekutif BioNTech, Ugur Ahin, mengatakan bahwa vaksin yang dibuatnya dalam kemitraan dengan Pfizer kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dari Omicron.

Saat pemerintah menunggu gambaran yang lebih lengkap muncul, pengetatan perbatasan negara terus dilakukan dengan harapan menghentikan penyebaran virus tersebut.

Korea Selatan memberlakukan lebih banyak pembatasan perjalanan karena telah mendeteksi lima kasus pertama Omicron. Negara itu khawatir varian baru dapat mempengaruhi lonjakan Covid-19 yang sedang berlangsung.

Adapun, pihak berwenang menghentikan pengecualian karantina untuk pelancong masuk yang divaksinasi penuh selama dua minggu, yang sekarang membutuhkan karantina 10 hari.

Infeksi harian di Korea Selatan mencapai rekor lebih dari 5.200 dengan kekhawatiran akan terjadi peningkatan tajam pada pasien dengan gejala parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper