Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sasar Anak 6-11 Tahun, RI Butuh Tambahan 58,7 Juta Vaksin Covid-19

Kemenkes menyatakan vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun akan diberikan setelah cakupan vaksinasi nasional mencapai 50 persen.
Pemerintah melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun/Instagram Pemprov DKI Jakarta
Pemerintah melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun/Instagram Pemprov DKI Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan dibutuhkan tambahan vaksin Covid-19 sekitar 58,7 juta dosis untuk vaksinasi anak usia 6—11 tahun dengan total sasaran 26,4 juta orang.

“Vaksin untuk anak usia 6 sampai 11 tahun kira-kira ada 26,4 juta orang. Jadi mungkin butuh tambahan 58,7 juta [dosis], yang ini juga belum ada di anggaran kita,” kata Menkes saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR, Senin (8/11/2021)

Lebih lanjut, dia mengatakan kebutuhkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun ini masuk dalam anggaran tahun depan seperti anggaran untuk vaksin dosis ketiga (booster). Penyebabnya, pelaksanaan vaksinasi anak dan booster akan dilakukan tahun depan.

Budi mengatakan sejauh ini ada 3 jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use of authorization/EUA) yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer dengan kondisi dan pengemasan yang berbeda dari setiap jenisnya.

Dikatakannya, dosis vaksin Sinovac dan Sinopharm untuk anak sama, tetapi untuk vaksin Pfizer diturunkan ke 3 mikrogram.

“Jadi Sinovac sama Sinopharm vaksin dosisnya sama, tapi kalau Pfizer itu dosis diturunkan dari 10 mikrogram menjadi 3 mikrogram,” ujarnya.

Budi melanjutkan, nantinya vaksin anak diberikan setelah cakupan vaksinasi nasional mencapai 50 persen. Hal ini berkaca dari pemberian vaksin anak di negara lain.

Menurutnya, vaksin untuk anak diberikan setelah cakupan vaksinasi nasional mencapai 50 persen karena risiko paling tinggi terpapar Covid-19 adalah orang tua dengan persentase 12 persen. Adapun, risiko paling rendah adalah anak-anak yaitu di angka sekitar 0,05 persen.

Selain itu, jika dibandingkan dengan risiko kesakitan hingga dirawat di rumah sakit maupun kematian, menurut Budi, lansia lebih tinggi sekitar 20 hingga 30 kali lebih berisiko dari anak.

“Kita sekarang masih lumayan rendah masing 40—50 persen [untuk cakupan vaksinasi]. Memang prioritasnya vaksin yang ada kita berikan ke lansia dulu sampai selesai untuk memastikan mencegah jangan sampai nanti ada kasus kenaikan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper