Bisnis.com, SOLO - Puan Maharani kembali menjadi sorotan publik dalam Sidang Paripurna DPR pada Senin (8/11/2021).
Pasalnya, dalam acara tersebut Puan yang menjabat sebagai pimpinan sidang tak menghiraukan interupsi yang dilakukan salah satu anggota DPR dari Fraksi PKS.
Sikap yang dilakukan Puan tersebut disesalkan sejumlah pihak karena dianggap tidak menghargai tata tertib persidangan dan hak dari anggota dewan untuk menyampaikan aspirasinya.
Berikut ini sederet kontroversi Puan Maharani yang dirangkum Bisnis.
Singgung Sumatera Barat
Pada Rabu, 2 September 2020, pernyataan Puan Maharani yang menyinggung ihwal Sumatera Barat menjadi polemik.
Baca Juga
Kejadian itu bermula saat Puan mengumumkan pasangan calon yang direkomendasikan maju di Pilkada Sumatera Barat 2020, yaitu politikus Demokrat Mulyadi dan Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni.
Dalam kesempatan itu, Puan sempat menyampaikan harapannya. "Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," katanya.
Sontak, pernyataan itu berujung polemik. Sejumlah pihak menilai pernyataan tersebut tidak sepatutnya dilontarkan Puan Maharani karena dianggap meragukan warga di Sumbar terhadap Pancasila.
Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera, Handi Risza, menilai pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani ketika memberikan rekomendasi ke Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Mulyadi-Ali Mukhni, telah menyinggung perasaan masyarakat.
"Pernyataan ini sangat menyakitkan hati kami sebagai orang Sumatera Barat," ujar Handi dikutip dari Tempo.
Ia menyampaikan bahwa yang mendirikan bangsa dan penggagas Pancasila adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka. Kecuali Soekarno, ketiganya merupakan pahlawan nasional kelahiran Sumatera Barat.
"Ini menunjukkan Pancasila lahir dari kekayaan budaya dan pemikiran para leluhur kami," ujarnya.
Handi pun meminta Puan Maharani mencabut pernyataannya dan meminta maaf ke seluruh masyarakat Sumatera Barat, khususnya kepada keluarga besar founding father bangsa.
"Jangan pernah ragukan nasionalisme masyarakat Sumbar yang telah berjuang melahirkan Pancasila dan berkorban bagi Keutuhan NKRI," ucap Handi.