Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemaknaan Gotong Royong dalam Penanganan Covid-19

Gotong royong menjadi modal utama dalam perang melawan pandemi Covid-19 di Indonesia.
rnPelajar mengecek suhu badannya sebelum memasuki ruang kelas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Lampung, Senin (13/9/2021). Pemerintah Provinsi Lampung memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) secara selektif dan terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah./ANTARA FOTO/ Ardiansyah
rnPelajar mengecek suhu badannya sebelum memasuki ruang kelas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Lampung, Senin (13/9/2021). Pemerintah Provinsi Lampung memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) secara selektif dan terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah./ANTARA FOTO/ Ardiansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Kecenderungan penurunan jumlah kasus maupun angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia sejak beberapa pekan terakhir cukup menggembirakan. Penurunan tidak saja terjadi di wilayah DKI Jakarta sebagai etalase negara, namun juga hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Terlepas dari segala perdebatan, usaha pemerintah dalam menangani wabah global itu patut diapresiasi. Alasannya, sesungguhnya belum ada metode tunggal yang berhasil di seluruh dunia untuk menangani pandemi yang berawal dari China tersebut.

Bahkan baru-baru ini, Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara dalam Covid-19 Recovery Index yang dirilis oleh media asal Jepang Nikkei Asia meski cara penanganan pandemi itu sempat dikecam di dalam negeri.

Kementerian Kesehatan melaporkan kematian harian Covid-19 di Indonesia pada Minggu, 10 Oktober 2020 sebanyak 39 jiwa. Jumlah itu merupakan yang terendah selama tahun 2021 dan sejak Juni 2020.

Indonesia terakhir kali mencatatkan angka kematian harian Covid-19 di bawah 40 jiwa pada Juni 2020. Sejak itu angka kematian selalu berada di atas 50 jiwa dan terus melonjak hingga ratusan jiwa per harinya.

Bahkan ketika gelombang kedua Covid-19 melanda Indonesia pada Juli dan Agustus 2021, angka kematian bahkan menyentuh hingga ribuan jiwa per hari.

Grafik angka kematian harian Covid-19 di Indonesia selama sepuluh hari awal bulan Oktober 2021 menunjukkan penurunan, walau tidak konstan, menurut laporan Kementerian Kesehatan (12/10/2021).

Selain itu, sejak awal Oktober angka kematian harian selalu berada di bawah angka 100 jiwa per hari.

Karena perkembangan yang menggembirakan itu, ada secercah harapan akan kehidupan yang lebih baik meskipun belum ada kepastian kapan wabah itu akan berakhir. Tentu saja upaya untuk membuka harapan baru itu tidak terlepas dari cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Banyak cara yang dilakukan pemerintahan satu negara untuk menghadapi Covid-19 mulai dari yang paling keras seperti penguncian wilayah, hingga sekadar pembatasan bagi warganya untuk bepergian.

India menerapkan lockdown total terbesar di dunia terhadap lebih dari 900 juta penduduk dari total 1,3 miliar penduduknya. Indonesia pun memilih caranya sendiri yang agak moderat dengan melakukan beberapa periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Berbeda dengan China dan India, Amerika Serikat (AS) menyikapi pandemi awal melalui diskursus politik domestik oleh mantan Presiden Donald Trump yang berhadapan dengan pendekatan ilmiah dari pakar kesehtan Anthony Fauci sebagaimana dikutip CNN.com (25/12/2020). Hal yang menarik adalah kasus ini membuka ruang perdebatan antara politik dan ilmuwan tanpa adanya intervensi sehingga berdampak fatal pada situasi politik dan keamaman negara tersebut.

Dari semua tindakan yang dipilih oleh pemerintahan satu negara itu memang tidak ada yang memberikan jaminan keberhasilan 100 persen mulai dari China sendiri hingga Amerika Serikt dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Akan tetapi, setidaknya telah terjadi penurunan gradual atas penyebaran wabah Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Setidakya dalam sebulan terakhir kita tidak mendengar lagi ada pasien Covid-19 yang terlantar akibat tidak bisa dilayani di rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper