Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luncurkan Peta Mangrove Nasional, Menko Luhut: Ini Jadi Basis Data Aksi Rehabilitasi

Setelah launching Peta Mangrove Nasional, dia berharap upaya rehabilitasi, konservasi dan pemeliharaan serta pengawasan dapat dipercepat agar target rehabilitasi 600.000 hektare hingga tahun 2024 dapat terwujud.
Hutan Mangrove. /KKP
Hutan Mangrove. /KKP

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut B. Pandjaitan bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya, dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono meluncurkan Peta Mangrove Nasional yang berlangsung di TWA Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/10/2021).

“Hingga 2020, Indonesia tercatat memiliki 3,31 juta hektare mangrove yang merupakan terluas di Asia bahkan di dunia. Bapak Presiden dalam beberapa kesempatan menyampaikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia sedang melakukan rehabilitasi mangrove seluas sekitar 600.000 hektare,” kata Luhut dalam sambutannya.

Luhut menekankan pentingnya melestarikan hutan mangrove karena memiliki manfaat yang sangat penting. Pasalnya, dari aspek fisik, mangrove mampu mencegah bahaya gelombang tinggi dan abrasi air laut bahkan tsunami. Sementara itu, dari aspek ekologi dan ekonomi, mangrove dapat menyerap dan menyimpan carbon lebih besar dari hutan tropis.

"Pada kesempatan kali ini saya ingin menggarisbawahi tentang pentingnya One Map Mangrove sebagai basis data aksi rehabilitasi mangrove dan diharapkan mampu menghasilkan informasi geo-spasial secara akurat dan akuntabel," kata Luhut.

KLHK sebagai walidata, kata dia, mangrove menjadi tumpuan bagi pemutakhiran pendataan ini untuk menjadi referensi bagi Kementerian Lembaga (K/L) lainnya di nasional. Meskipun demikian, ia tetap menyadari betapa sulit melakukan pemutakhiran one map mangrove agar kredibel dimata pengguna jasa.

"Puji syukur akhirnya pemutakhiran data one map mangrove dapat diselesaikan tepat waktu dan kita menunggu-nunggu pemutakhiran ini dengan antusiasme yang tinggi," tuturnya.

Dengan pesatnya pembangunan di wilayah pesisir, dia menggarisbawahi, tidak sedikit ditemukan adanya pengalihan pemanfaatan lahan yang menurut Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), seharusnya sabuk hijau sudah berganti menjadi lahan-lahan tambak atau perikanan budidaya.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada World Bank yang telah mengingatkan pentingnya rehabilitasi, konservasi dan pengawasan mangrove sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

"Kredibilitas BRGM dalam penanganan gambut sudah terbukti, namun untuk peletakan fondasi yang kuat dalam penanganan mangrove masih perlu penguatan dari aspek SDM dan secara institusi harus tumbuh berkembang menjadi Lembaga yang terbuka dan akomodatif-adaptif atas setiap perubahan yang terjadi," tuturnya.

Setelah launching Peta Mangrove Nasional, dia berharap upaya rehabilitasi, konservasi dan pemeliharaan serta pengawasan dapat dipercepat agar target rehabilitasi 600.000 hektare hingga tahun 2024 dapat terwujud.

"Untuk itu, mari kita bersama-sama mewujudkan pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan dengan semangat tinggi demi terciptanya lingkungan hidup yang berkualitas untuk generasi mendatang," kata dia.

Peluncuran ini juga dihadiri Kepala Badan Informasi Geospasial, World Bank Country Director for Indonesia, dan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, dan tamu undangan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper