Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI mendesak Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (IKFT Kemenperin) untuk melakukan percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih agar dapat diproduksi secara massal. Saat ini berbagai jenis vaksin telah didatangkan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia yang meliputi vaksin Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyampaikan, selain upaya mendatangkan vaksin dari luar, diperlukan juga upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri. Adapun, agar dapat mempercepat produksi massal diperlukan adanya dukungan terkait produksi.
“Oleh karena itu, diharapkan dukungan dan keberpihakan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia selaku pengambil kebijakan sektor perindustrian dalam rangka mendukung produksi massal vaksin Merah Putih untuk penanganan Covid-19,” katanya lewat Rapat secara virtual, Rabu (15/9/2021).
Lebih lanjut, dia menyebutkan salah satu pengembangan platform Vaksin Merah Putih yang mengalami proses paling signifikan adalah yang dilakukan oleh Unair (Universitas Airlangga) dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Menurut linimasa yang sudah direncanakan tahap Emergency Use Authorization (EUA) dan produksi massal diharapkan pada Maret 2022.
“Kami berharap bahwa dukungan terhadap industri dalam negeri akan mewujudkan kemandirian bangsa dan akan mengurangi beban anggaran negara untuk penyediaan vaksin Covid-19 dari luar,” katanya.
Adapun Direktur Jenderal IKFT Kemenperin Muhammad Khayam menyampaikan akan mempercepat perkembangan produksi Vaksin Merah Putih melalui skema insentif investasi.
"Kami dari Kemenperin sebagai regulator yang bertanggung jawab terhadap produksi vaksin tentunya mendorong investasi yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap pengembangan vaksin ini," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (15/9/2021).