Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat beberapa daerah mengalami peningkatan buta aksara. Setidaknya, masih ada 2,9 juta warga Indonesia tidak bisa baca-tulis pada 2020.
Berdasarkan materi yang disampaikan, wilayah di Indonesia Timur seperti Papua, NTB, Sulawesi Barat, dan Papua Barat mengalami peningkatan buta huruf.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek Jumeri mengatakan bahwa Covid-19 menjadi kendala utama untuk mengentaskan buta huruf.
Pandemi membuat tatap muka terbatas. Kelompok yang sama sekali tidak bisa membaca tak bisa berinteraksi langsung.
“Untuk kelompok yang belum bisa baca sama sekali tidak mungkin bisa dengan patform lain,” katanya pada konferensi pers, Sabtu (4/9/2021).
Jumadi menjelaskan, bahwa untuk mereka yang sudah mulai melek masih bisa diberikan bahan-bahan secara daring. Tapi untuk hal lain perlu ada kendala yang harus dipecahkan.
Untuk mengatasinya, Kemendikbudristek akan berkolaborasi lebih kuat lagi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertingal, dan Transmigrasi.
“Adanya dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan. Lalu, dengan jejaring, kelompok swadaya, dan masyarakat,” paparnya.
Setidaknya, ada 10 provinsi yang menyumbang paling tinggi dan di atas rata-rata nasional, yaitu 1,71 persen. Semuanya adalah Papua (22,03 persen), NTB (7,52 persen), Sulbar 4,46 (persen), NTT (persen), Sulsel (persen), Kalbar (persen), , Jatim (persen), Sultra (persen), Jateng (persen), dan Papua Barat (persen).