Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap Vaksin Merah Putih (VMP) mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri tahun depan.
Kementerian juga masih menunggu rampungnya uji klinis fase ketiga serta informasi mengenai kapasitas produksi VMP.
"Kami tunggu selesai uji kliinis tahap 3 dan juga kapasitas produksinya berapa banyak. Kami berharap pada 2022 VMP sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujar Juru Bicara Kemenkes untuk penanganan Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi kepada Bisnis, Minggu (22/8/2021).
Sementara itu, pengembangan VMP masih berhadapan dengan masalah ketersediaan BSL-3 infrastruktur penunjang setelah mendapati hasil uji klinis tahap pertama yang cukup memuaskan atas pengembangan yang dilakukan di Universitas Airlangga (UNAIR).
Sejauh ini, pemerintah melalui Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) baru akan membuat fasilitas BSL-3 yang ditargetkan rampung pada kuartal I/2022. BRIN sendiri sudah berencana membuat BSL-3 khusus primata dengan kapasitas 30 hingga 40 ekor di Lembaga Ilmu Penelitian di Cibinong.
Sebagai informasi, BSL-3 atau Animal Biosafety level 3 adalah fasilitas yang digunakan untuk melakukan uji coba terhadap spesies berjenis primata. BSL-3 merupakan infrastruktur penunjang yang diperlukan dalam pengembangan vaksin Covid-19, termasuk VMP.
Baca Juga
Fasilitas BSL-3 tersebut diproyeksikan selesai dalam kurun 7 bulan ke depan, yakni pada kuartal I/2022. Dengan demikian, VMP kemungkinan baru bisa digunakam dan memenuhi kebutuhan dalam negeri pada semester kedua tahun depan.
Dengan kata lain, proyeksi Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio sebagai salah satu pengembang yang memperkirakan produksi VMP sebanyak 400 juta dosis untuk akan terealisasi mulai awal tahun depan harus mundur.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan Vaksin Merah Putih bisa mulai digunakan pada awal 2022 dengan catatan tahap uji klinis berjalan sesuai dengan prosedur dan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diperoleh sebelum kuartal I/2022.
Dalam pengembangannya, sejumlah instansi terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, antara lain LBM Eijkman, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.