Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menag Yaqut: Hoaks Jadi Sarana Desktruktif bagi Kemanusiaan

Hal itu diungkapkannya dalam webinar bertajuk Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia yang dihelat CSIS, Rabu (18/9/2021).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa misinformasi atau disinformasi (hoaks) merupakan sarana yang dapat menghancurkan kemanusiaan.

Hal itu diungkapkannya saat memberikan kata pengantar dalam webinar bertajuk Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia yang dihelat Center for Strategic and International Studies (CSIS), Rabu (18/9/2021).

Bahkan, dia mengatakan bahwa konflik besar di banyak tempat yang mengancam peradaban dan kemanusiaan muncul dari hoaks.

"Ini [hoaks] bisa menjadi apa sarana yang destruktif bagi kemanusiaan," ungkapnya saat membukat webinar tersebut secara virtual. 

Menag mengatakan hoaks menjadi salah satu permasalahan serius yang seringkali ditemui media sosial dan juga secara menyebar secara langsung.

"Saya berpikir bahwa ini hoaks ini bisa digolongkan sebagai pelanggaran serius yang bisa mengancam harkat dan kemanusiaan," tegasnya.

Menag Yaqut menceritakan, dalam sebuah kesempatan di kedai kopi, dia menemukan disinformasi, misalnya terkait vaksinasi yang dapat menyebabkan kematian. Namun, dia mengaku tidak mendapatkan jawaban pasti ketika menanyakan dari mana informasi itu bersumber.

"Mereka nggak tahu informasi ini dari mana. Mereka juga nggak ngerti. Kalau kemudian hal semacam ini dibiarkan berkembang, ya secara masif dan bukan tidak mungkin peradaban manusia yang akan terancam itu. Indonesia ini juga sebagai negara yang besar juga akan tinggal nunggu saatnya saja menuju kehancuran," jelasnya.

Menag mengatakan berdasarkan pengamatannya misinformasi dan disinformasi ini meningkat pesat jumlahnya dalam momentum politik tertentu. Umumnya, jelas dia, hoaks itu dibungkus dalam isu agama.

"Saya kira kita bisa ketemu contoh misalnya ketika pemilihan Gubernur [DKI Jakarta] lalu, Ahok versus Pak Anies...Kita banyak yang mempertemukan antara kepentingan politik dan agama di satu titik," jelasnya.

Dia menambahkan problem ini akan sangat berbahaya bila dibiarkan saja. Oleh karena itu, dia mendorong adanya upaya dari berbagai pihak untuk aktif mengatasi problem ini.

Dia pun mengapresiasi upaya CSIS Indonesia dengan membuat National Hate Speech Dashboard sebagai visualisasi atas tren ujaran kebencian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper