Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penelitian: Anak yang Lahir saat Pandemi Covid-19 Punya IQ Rendah

Anak-anak yang termasuk dalam penelitian ini lahir cukup bulan, tidak memiliki cacat perkembangan dan sebagian besar berkulit putih.
Dokumentasi - Seorang pria mengendarai sepeda membawa anak-anak  melewati sebuah jalan di tengah mewabahnya virus Corona (COVID-19), di Hanoi, Vietnam, Senin (27/7/2020)./Antara/Reuters-Kham
Dokumentasi - Seorang pria mengendarai sepeda membawa anak-anak melewati sebuah jalan di tengah mewabahnya virus Corona (COVID-19), di Hanoi, Vietnam, Senin (27/7/2020)./Antara/Reuters-Kham

Bisnis.com, JAKARTA - Anak-anak yang lahir selama pandemi Virus Corona penyebab Covid-19 secara signifikan memiliki kinerja verbal, motorik, dan kognitif keseluruhan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang lahir sebelum pandemi, menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS).

Beberapa tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting untuk perkembangan kognitif mereka. Tetapi dengan Covid-19 yang memicu penutupan bisnis, pembibitan, sekolah, dan taman bermain, kehidupan bayi berubah secara signifikan.

orangtua stres dan tegang ketika mereka mencoba menyeimbangkan pekerjaan dan pengasuhan anak.

Dengan stimulasi terbatas di rumah dan lebih sedikit interaksi dengan dunia luar, anak-anak era pandemi tampaknya mendapat skor yang sangat rendah pada tes yang dirancang untuk menilai perkembangan kognitif, kata penulis utama studi Sean Deoni, profesor pediatri di Brown University seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (13/8/2021)

Pada dekade sebelum pandemi, skor IQ rata-rata pada tes standar untuk anak-anak berusia antara tiga bulan dan tiga tahun berkisar sekitar 100, tetapi untuk anak-anak yang lahir selama pandemi, angka itu turun menjadi 78, menurut analisis tersebut.

Sampel Penelitian

Penelitian tersebut melibatkan 672 anak dari negara bagian Rhode Island. Dari jumlah tersebut, 188 orang lahir setelah Juli 2020 dan 308 orang lahir sebelum Januari 2019, sementara 176 orang lahir antara Januari 2019 dan Maret 2020.

Anak-anak yang termasuk dalam penelitian ini lahir cukup bulan, tidak memiliki cacat perkembangan dan sebagian besar berkulit putih.

Peneliti juga menemukan bahwa mereka (responden) dalam penelitian berlatar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah, bernasib lebih buruk dalam tes.

Alasan terbesar di balik penurunan skor kemungkinan adalah kurangnya stimulasi dan interaksi di rumah, kata Deoni.

Orangtua stres dan lelah dan interaksi yang biasanya didapat anak telah menurun secara substansial, katanya.

Apakah skor kognitif yang lebih rendah ini akan memiliki dampak jangka panjang tidak jelas. Dalam beberapa tahun pertama kehidupan fondasi untuk kognisi terbentuk seperti membangun rumah.

Lebih mudah untuk menambahkan ruangan atau berkembang saat Anda telah membangun fondasi, kata Deoni.

Kemampuan untuk mengoreksi arah menjadi lebih kecil kalau anak semakin tua.

Mengingat data ini berasal dari negara bagian AS yang relatif makmur dengan dukungan sosial dan tunjangan pengangguran berlimpah, dikhawatirkan bahwa keadaan bisa lebih buruk di bagian negara dan dunia yang lebih miskin, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper