Bisnis.com, JAKARTA - Inovasi teknologi dinilai tetap diperlukan untuk pengelolaan limbah makanan atau food waste yang lebih efisien di samping membangun pemahaman baru pada masyarakat.
Stevanus Wisnu Wijaya, Direktur Riset dan Inovasi Universitas Prasetiya Mulya, mengatakan limbah makanan berdampak hingga 10 persen pada konsumsi energi dunia. Selain itu, limbah tersebut berdampak buruk pada lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim.
Oleh karena itu, Task Manager pada program Interdisciplinary Approach Towards Fostering Collaborative Innovation in Food Waste Management (IN2FOOD) Prasetiya Mulya ini mengatakan pengendalian limbah makanan antara lain dapat diselesaikan melalui pemahaman, perubahan perilaku konsumsi dan inovasi praktis yang mendukung.
“Selain membangun pemahaman baru pada masyarakat tentang food waste, inovasi teknologi tetap diperlukan untuk pengelolaan sampah makanan yang lebih efisien melalui pengembangan aplikasi maupun penerapan sensor. Ini penting, apalagi di Jakarta sendiri 58 persen dari 7500 ton sampah per hari nya didominasi limbah makanan” tutur Stevanus, dalam keterangan resmi, Sabtu (31/7/2021).
Untuk mendukung langkah itu, Stevanus mengatakan program studi (Prodi) Digital Business Technology, Fakultas STEM Prasetiya Mulya (Prasmul) terlibat dalam penelitian kolaboratif internasional dalam program IN2FOOD yang didukung oleh Erasmus+ the European Union untuk menyelesaikan masalah food waste.
Menurutnya, pihaknya berinisiatif untuk melanjutkan menjalankan program kolaborasi internasional tersebut dan memasukkan pengembangan teknologi pengelolaan food waste ke dalam kurikulum serta progam kemahasiswaan lainnya seperti international summer school dan international student competition.
Baca Juga
Permata Nur M.R, Kepala Prodi Digital Business Technology Prasetiya Mulya, menjelaskan penyesuaian kurikulum ini juga sudah didukung oleh para pakar dari Tampere University, Finlandia, Ghent University, Belgia dan Hotelschool The Hague, Belanda.
“Melalui kerja sama internasional ini, kita bisa bergerak cepat melakukan modernisasi kurikulum agar mahasiswa nantinya dapat menjawab masalah food waste yang ke depannya akan semakin pelik melalui pemanfaatan teknologi digital,” jelasnya.
Inisiatif tersebut diharapkan mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya memiliki kemampuan akademis dan jaringan internasional, tetapi juga memiliki kontribusi pada masyarakat dan lingkungan ke depannya.