Bisnis.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membeberkan turunnya kapasitas pemeriksaan spesimen berkaitan dengan melonjaknya kasus harian akibat varian Delta satu bulan terakhir.
“Tantangan terkait testing ini erat hubungannya dengan penambahan kasus konstan, rata-rata penambahan kasus harian di atas 10 ribu satu bulan terakhir serta kemunculan varian Delta,” kata Wiku saat konferensi pers daring, Kamis (22/7/2021).
Berdasarkan laporan Satgas Covid-19, pihaknya telah mengidentifikasi sebanyak 661 kasus yang berasal dari varian Delta di Pulau Jawa dan Bali.
Belakangan, varian Delta itu menjadi beban serius di fasilitas kesehatan dan laboratorium terkait upaya perawatan dan penelusuran kontak erat.
“Terkait testing saat ini mengedepankan prinsip prioritas yaitu mendahulukan suspek dan kontak erat dari kasus konfirmasi hal ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate nasional yang sampai minggu ketiga Juli mencapai 28,27 persen,” kata dia.
Kendati demikian, dia meminta masyarakat untuk melihat tren realisasi pemeriksaan spesimen Virus Corona per satu pekan sesuai dengan saran Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca Juga
Dia beralasan pemeriksaan spesimen per hari bakal terlihat fluktuatif.
“Indonesia sudah 4 kali dari standar testing WHO, untuk waktu pencapaian target secepatnya. Pemerintah pusat mendukung pemerintah daerah untuk mencapai target tracing sebanyak minimal 15 kontak per satu kasus konfirmasi,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan terkait dengan penurunan jumlah spesimen Covid-19 dalam beberapa hari ini.
“Kalau kita lihat hari ini sudah agak naik jadi 179.000, memang seven day averages kita di 218.000, kemarin karena ada hari libur, jadi sebagian laboratorium saat itu tidak beroperasi,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (21/7/2021).
Meski demikian, Airlangga mengatakan pemerintah telah mengikuti standar WHO, bahwa jika positivity rate di bawah 5 persen, maka testing mingguan sebanyak 1 per 1.000 penduduk.