Bisnis.com, JAKARTA — Minggu 28 April 1996, bertepatan dengan, Iduladha 10 Dzulhijah 1415 H, Siti Hartinah atau kerap dipanggil dengan Ibu Tien, pasangan dari Soeharto, Presiden kedua Indonesia, dipanggil menghadap Illahi.
Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana atau kerap dipanggil Mbak Tutut, putri sulung pasangan Soeharto-Siti Hartinah, mantan Mensos Kabinet Pembangunan VII, capres Partai Karya Peduli Bangsa pada Pemilu 2004, anggota MPR 1992—1998 hingga salah satu pendiri PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, pun mendoakan kedua orang tuanya pada peringatan Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijah 1442 H, Selasa (20/7/2021).
Mbak Tutut berkisah bagaimana Ibu Tien, sehari sebelum berpulang atau Sabtu 27 April 1996, masih mengajak cucu-cucunya ke Taman Buah Mekar Sari. “Di sana ibu menanam berbagai buah-buahan langka dan pohon-pohon langka dari seluruh pelosok Indonesia. Tidak terlihat ibu sakit ataupun lelah,” ungkapnya dalam unggahan di akun Twitter @TututSoeharto49, Selasa (20/7/2021).
Adapun, pada Minggu pagi itu, kata Siti Hardijanti, Ibu Tienmulai merasa sesak napas. Sambil membaringkan ibu di kursi panjang, lanjutnya, Bapak (Soeharto) bertanya kepada istrinya. “Apanya yang sakit bu? lalu Ibu menjawab Ora ono sing lara pak, mung sesek nafas. [tidak ada yang sakit pak, hanya sakit nafas],” ujar Mbak Tutut menirukan ucapan kedua orang tuanya kala itu.
Soeharto pun segera memerintahkan ajudan untuk memanggil dokter dan segera melarikan Ibu Tien ke RS Gatot Subroto untuk diberikan pertolongan. “Namun Allah berkehendak lain. Waktu yang Allah berikan di dunia sudah cukup, dan harus kembali memenuhi panggilanNya,” ungkap Mbak Tutut.
Tak terasa, katanya, 25 tahun sudah ibu meninggalkan kami dengan begitu banyak kenangan-kenangan indah dan ajaran-ajaran yang diberikan kepadanya dan adik-adiknya.
Dia pun memanjatkan doa bagi kedua orang tuanya yang telah berpulang.
“Ibu, wanita tegar dalam kelembutan,
Ibu, wanita kuat dalam kesabaran,
Ibu, wanita yang peduli dengan sesama dari sejak remaja hingga saat kembali keharibaan Nya. Selalu berbuat sesuatu untuk kepentingan masyarakat kecil yang kurang mampu dan yang membutuhkan pertolongan.
Alhamdulillah, banyak karya ibu yang ibu sumbangkan untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan ibu, membantu masyarakat yang tidak mampu, mendapat pelayanan kesehatan, pendidikan yang terjangkau masyarakat kecil.
Ibu jasamu akan dikenang sepanjang masa.
Sahabat….
Terima kasih yang tulus kami sampaikan, atas doa yang telah dilantun sejak Ibu dan Bapak wafat hingga hari ini.
Kiranya, Allah Yang Maha Agung dan Bijaksana, akan membalas budi baik sahabat, dengan limpahan rahmad dan kebahagiaan… Aamiin.
Dihari yang penuh berkah ini ya Allaah,
Dengan sepenuh kasih, sedalam cinta, aku memohon kepada Mu ya Robb,
Ampunilah dosa Ibu dan Bapakku
Maafkan segala kesalahan dan kekhilafan nya
Limpahkanlah rachmad kepada nya
Lancarkan perjalanan nya
Lapangkan pintu bagi nya
Muliakan tempat nya… Aamiin.
Semoga yang terbaik Allah berikan pada Bangsa dan Negara tercinta Indonesia… Aamiin.
Bapak Ibu kesayangan… tenanglah diatas sana, doa kami selalu mengiringi mu,
We all love you and miss you…”
Jakarta subuh, 20 Juli 2021
Siti Hardiyanti Rukmana