Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ayo Vaksinasi, Lindungi Tubuh dari Mutasi Virus Covid-19

Hingga saat ini, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun vaksin Covid-19 yang tidak efektif menangkal mutasi virus Covid-19. 
Ilustrasi - Kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk warga usia 18 tahun ke atas di Mall Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan/IG: @townsquarecilandak
Ilustrasi - Kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk warga usia 18 tahun ke atas di Mall Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan/IG: @townsquarecilandak

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah sedang menggalakkan vaksinasi untuk masyarakat. Ditargetkan 70 persen masyarakat mendapakan suntikan vaksin Covid-19. 

Dengan tercapainya target 70 persen tersebut, kekebalan kelompok atau kekebalan komunal yang dikenal pula sebagai herd immunity bisa tercapai.

Di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, saat ini varian virus Covid-19 juga sudah masuk ke Indonesia. Lantas bagaimana mengatasinya?

Selain menerapkan protokol kesehatan, mulai dari rajin mencuci tangan sampai menghindari kerumunan atau mengurangi mobilitas, vaksinasi menjadi tameng pelengkap.

Itu sebabnya, guna menekan kasus yang terus bertambah, pemberian vaksin Covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah.

Pemberian vaksin ini merupakan solusi yang dianggap paling tepat mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 yang sudah mulai bermutasi.

Prof. Herawati Sudoyo Ph.D, Wakil Kepala Lembaga Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, menerangkan bahwa sebagian besar produsen vaksin Covid-19 mencoba mencapai tingkat efikasi hingga 70 persen.

Hingga saat ini, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun vaksin Covid-19 yang tidak efektif menangkal mutasi virus Covid-19. 

“Kendati begitu, memang ada penurunan efikasi saat vaksin Covid-19 melawan mutasi virus Covid-19 ini. Namun hal itu tidak mengurangi makna perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 itu sendiri,” terang Prof. Herawati seperti dikutip di situs web covid19.go.id.

Terkait upaya pemerintah untuk menyukseskan program vaksinasi, Prof. Herawati mendorong para ilmuwan berbicara demi meluruskan kesimpangsiuran informasi dengan menegakkan bukti dan data ilmiah. 

“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akibat vaksinasi Covid-19, misalnya. Hanya terjadi di berapa persen dari sekian juta orang yang sudah divaksinasi. Akan tetapi hal-hal kecil inilah yang masuk pemberitaan dan menjadi besar. Saya pikir di sinilah porsi ilmuwan berbicara dengan data,” ungkap Prof. Herawati.

Pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 melalui beragam jalur untuk menyukseskan program vaksinasi.

Menurut Bambang Heriyanto, Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma, hingga akhir 2021 produsen vaksin seperti Sinovac sudah memberikan komitmen mengirimkan vaksin dalam bentuk bulk sejumlah 260 juta dosis.

Ada juga vaksin yang akan didatangkan dari jalur kerja sama multilateral atau fasilitas COVAX. Kini, melalui jalur ini,  telah datang sebanyak 8 juta dosis.

“Kemudian kita juga punya sumber lain dari perjanjian bilateral dengan AstraZeneca dengan komitmen sebesar 50 juta, Novavac 50 juta, dan apabila dari COVAX kita bisa mendapatkan komitmen hingga 20 persen dari jumlah penduduk, kita bisa mencukupi kebutuhan dosis vaksin untuk herd immunity,” ujar Bambang.

Di sisi lain, Prof Herawati mengingatkan, andai semua orang sudah divaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.

#ingatpesanibu, #sudahdivaksintetap3m, #vaksinmelindungikitasemua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : covid19.go.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper