Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Swedia mendukung mosi tidak percaya atas Perdana Menteri Stefan Löfven sehingga menjadikannya perdana menteri pertama yang digulingkan oleh mosi yang diajukan oleh pihak oposisi di parlemen.
Pemimpin Partai Sosial Demokrat itu memiliki waktu seminggu untuk mengundurkan diri dan menyerahkan tugas kepada ketua parlemen untuk membentuk pemerintahan baru atau mengadakan pemilihan umum yang dipercepat.
Partai Demokrat Swedia yang nasionalis telah mengambil kesempatan untuk mengadakan pemungutan suara setelah partai kiri beraliran komunis menarik dukungan pada pemerintah kiri-tengah terkait rencana untuk memudahkan kontrol sewa untuk apartemen yang baru dibangun.
Partai Löfven berada dalam koalisi minoritas dengan Partai Hijau dan mengandalkan dukungan di parlemen dari dua partai kanan-tengah yang lebih kecil, yakni Partai Tengah Liberal dan Partai Kiri.
Pemimpin Partai Demokrat Swedia, Jimmie Akesson mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah tengah terancam dan secara historis lemah dengan menambahkan: "Seharusnya tidak pernah berkuasa."
Mosi tidak percaya, yang membutuhkan 175 suara di parlemen dengan 349 kursi, didukung oleh 181 anggota parlemen.
Baca Juga
Ketika berpidato di parlemen kemarin, Löfven mengatakan Swedia sekarang dalam "situasi politik yang sulit." Menurutnya, setelah Partai Kiri bersatu dengan "partai konservatif sayap kanan" untuk mendukung mosi tidak percaya maka "mayoritas sementara telah terbentuk di parlemen."
"Ini adalah kelompok partai yang hanya bertujuan untuk memilih pemerintah, tetapi memiliki pandangan yang berbeda tentang berbagai masalah dan tidak memiliki keinginan dan kemampuan untuk memberikan alternatif kepada pemerintah," kata Löfven seperti dikutip CNN.com, Selasa (22/6/2021).
Dia menambahkan bahwa dia akan mengadakan diskusi dengan partai lain. Sedangkan Partai Kiri menyalahkan Lofven karena memicu krisis.
"Bukan Partai Kiri yang menyerah pada pemerintahan Sosial Demokrat, tetapi pemerintahan Sosial Demokrat yang telah menyerah pada Partai Kiri dan rakyat Swedia," kata pemimpin Partai Kiri, Nooshi Dadgostar.
Kalau parlemen menemui jalan buntu maka tidak jelas kepada siapa parlemen menyerahkan pemerintahan baru jika Lofven mengundurkan diri. Jajak pendapat menunjukkan blok kiri-tengah dan kanan-tengah seimbang secara merata, sehingga pemilihan cepat mungkin juga tidak membawa kejelasan.
Dadgostar mengatakan bahwa meskipun partainya telah memilih menentang Lofven, namun hal itu tidak akan membantu "pemerintah nasionalis sayap kanan" mengambil alih kekuasaan.
Pemerintah baru atau pemerintahan sementara hanya akan duduk sampai pemilihan parlemen yang dijadwalkan September tahun depan.