Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Kucurkan Stimulus US$4,5 Miliar untuk Atasi Dampak Covid-19

Perekonomian Thailand menghadapi tekanan kuat dari wabah Covid-19 varian terbaru di negara itu.
Kantor pusat Bangkok Bank di Bangkok, Thailand./bangkokbank.com
Kantor pusat Bangkok Bank di Bangkok, Thailand./bangkokbank.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand menyetujui paket stimulus ekonomi senilai 140 miliar baht (US$4,5 miliar) untuk melawan dampak dari wabah Virus Corona di negara itu.

Paket yang terdiri dari pemberian uang tunai kepada pemegang kartu kesejahteraan dan kelompok khusus serta tunjangan itu akan dilaksanakan mulai Juli, ujar Anucha Burapachaisri, juru bicara pemerintah seperti dikutip Bloomberg.com, Selasa (1/6/2021).

Perekonomian Thailand menghadapi tekanan kuat dari wabah Covid-19 varian terbaru di negara itu.

Negara tersebut mencatat lebih dari 130.000 kasus sejak dimulai di tempat hiburan malam Bangkok pada bulan April.

Gubernur Bank of Thailand Sethaput Suthiwartnarueput mengatakan pada Senin (31/5/2021), bahwa ekonomi mungkin tidak akan kembali ke tingkat pertumbuhan sebelum pandemi hingga awal 2023.

Artinya, ada tiga kuartal lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Bantuan terakhir adalah paket stimulus senilai 85,5 miliar baht pada bulan lalu dengan  memperpanjang dua program pemberian uang tunai.

Dua paket terakhir dibiayai dengan pinjaman di bawah program bantuan 1 triliun baht yang disetujui pada April 2020, kata Anucha.

Raja Maha Vajiralongkorn pekan lalu mendukung rencana pinjaman tambahan sebesar US$16 miliar untuk membiayai bantuan ketika program 1 triliun baht habis.

Paket terbaru yang diumumkan tersebut di antaranya  meliputi sebanyak 93 miliar baht dalam bentuk pembayaran bersama untuk pembelian produk konsumen dengan target untuk 31 juta orang.

Sebanyak 16,4 miliar baht dalam bentuk uang tunai untuk 13,65 juta pemegang kartu kesejahteraan dan 3 miliar baht uang tunai untuk 2,5 juta orang yang dianggap sebagai anggota kelompok khusus, seperti penyandang cacat.

Wabah baru telah melemahkan prospek pemulihan ekonomi negara itu. Bank sentral Thailand dan badan perencanaan ekonomi sama-sama memperingatkan risiko terhadap perkiraan pertumbuhan mereka jika pembukaan kembali sektor pariwisata utama negara itu tertunda.

Badan perencanaan ekonomi menyatakan bulan lalu bahwa setelah berkontraksi 2,6 persen pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi sekarang diperkirakan tumbuh hanya 1,5 persen--2,5 persen untuk tahun 2021, dibandingkan dengan perkiraan Februari 2,5 persen--3,5 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper