Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei University of Maryland: 80,8 Persen Orang Indonesia Mau Disuntik Vaksin Covid-19

Keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin telah menurun dari 28,6 persen menjadi 19,2 persen selama periode Januari-Maret 2021.
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku usaha perdagangan di Thamrin City, Jakarta pada Senin, 3 Mei 2021 - Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku usaha perdagangan di Thamrin City, Jakarta pada Senin, 3 Mei 2021 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil laporan survei yang memaparkan tingkat kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan tingkat kesediaan masyarakat dalam mengikuti program vaksinasi Covid-19.

Survei dilakukan oleh University of Maryland dengan kemitraan bersama Facebook. Survei pada 10 Januari hingga 31 Maret 2021 ini menunjukkan 80,8 persen bersedia menerima vaksin Covid-19.

“Data yang akurat sangat penting dalam upaya penanggulangan Covid-19 dan formulasi kebijakan yang tepat untuk vaksin Covid-19. Keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin telah menurun dari 28,6 persen menjadi 19,2 persen selama periode Januari-Maret 2021 ini,” ujar Oscar Primadi, Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan, dikutip dari Kemkes.go.id.

Covid-19 Symptom Survey dijalankan oleh Program Gabungan Metodologi Survei University of Maryland dengan kemitraan bersama Facebook.

Pengumpulan data survei dilakukan oleh University of Maryland dengan mengedepankan dan menjaga privasi semua responden. Selain responden dari Indonesia, orang-orang dari 200 negara dan negara bagian juga turut berpartisipasi dalam survei yang dilakukan diluar platform Facebook ini.

“Survei dilakukan dengan mengedepankan privasi koresponden dan merupakan salah satu survei yang kami lakukan untuk membantu upaya penanggulangan Covid-19. Saya berharap laporan survei ini, yang dimana tanggapannya dikirim ke para peneliti langsung dan tidak dapat diakses oleh Facebook, dapat membantu mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh pandemi,” ujar Ruben Hattari, Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia.

Laporan Survei Gejala Covid-19 untuk Indonesia ini menganalisis data dari 178.988 responden dalam periode 10 Januari – 31 Maret 2021.

Temuan dari survei ini memberikan rincian demografis dari keraguan vaksin Covid-19 yang dilaporkan sendiri, alasan keraguan, sumber informasi terpercaya, dan perilaku utama seperti pemakaian masker dan jarak sosial di negara ini.

“Sebagai salah satu survei vaksin Covid-19 terbesar di Indonesia, luasnya hasil dari survei ini sangat berharga seiring dengan upaya kami untuk mengatasi dampak terburuk pandemi ini bagi masyarakat Indonesia dan memastikan ketersediaan vaksin bagi semua melalui intervensi berbasis bukti,” jelas Oscar.

Beberapa laporan temuan lain dari survei ini antara lain:

Keraguan untuk Vaksin

• Dari orang dewasa yang ragu-ragu terhadap vaksin di Indonesia, 49,2 persen mengkhawatirkan efek samping dan 34,9 persen ingin menunggu dan melihat situasi dulu sebagai alasan utama keraguan

• Dari kelompok demografis utama, keragu-raguan vaksin di Indonesia paling bervariasi antar kelompok umur. Secara khusus, kelompok usia termuda adalah kelompok yang paling ragu akan vaksin, dengan kelompok usia 18-24 tahun sebesar 20,9 persen dan usia 25-34 tahun sebesar 21,4 persen.

• Jika dibandingkan antar provinsi, Riau dan Sumatra Selatan memiliki keragu-raguan vaksin tertinggi di antara kelompok usia 18 24 tahun masing-masing sebesar 32,1 persen dan 31,7 persen, sedangkan Banten dan Bali memiliki keragu-raguan vaksin yang paling rendah di antara kelompok usia ini masing-masing sebesar 14,8 persen dan 13,3 persen.

Perilaku Berisiko

• Pada bulan Maret, 86 persen orang Indonesia yang disurvei melaporkan selalu atau sebagian besar mengenakan masker saat berada di depan umum. Penggunaan masker tertinggi di Bali (92 persen) dan terendah Aceh (72 persen).

• Pada bulan Maret, lebih banyak orang Indonesia melaporkan melakukan kontak langsung dengan orang yang tidak tinggal bersama mereka dibandingkan dengan bulan Februari, naik sedikit, meskipun secara statistik signifikan, dari 36 persen menjadi 38 persen.

Kontak langsung meningkat 7 poin persentase atau lebih di Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper