Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kok Mudik Lebaran Dilarang Lagi, Kenapa Sih? Ini Penjelasannya

Ada beberapa pertimbangan Pemerintah dalam melarang mudik lebaran tahun 2021. Semuanya bermuara pada tujuan untuk menekan peningkatan kasus Covid-19. 
Polri melakukan penyekatan larangan mudik Lebaran 2021 di KM 31 Tol Cikarang Barat, Kamis (6/5/2021). Pengguna jalan tol yang tidak memuliki surat izin perjalanan diputarbalikkan kembali ke Jakarta./JIBI/Bisnis-Nancy Junita @tmcpoldametro
Polri melakukan penyekatan larangan mudik Lebaran 2021 di KM 31 Tol Cikarang Barat, Kamis (6/5/2021). Pengguna jalan tol yang tidak memuliki surat izin perjalanan diputarbalikkan kembali ke Jakarta./JIBI/Bisnis-Nancy Junita @tmcpoldametro

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini, untuk kedua kalinya mudik saat libur lebaran dilarang oleh pemerintah. Bahkan, kali ini penyekatan untuk memfilter pemudik dilakukan lebih ketat dari larangan mudih pada lebaran tahun lalu.

Banyak komentar di masyarakat tentang larangan mudik. Bahkan, seorang warga saat ditanya Bisnis.com tentang larangan mudik menyebutkan jadi serasa dipenjara.

Betulkah begitu? Jika dilihat penjelasan dari satgas penanggulangan Covid-19, larangan mudik bukanlah untuk memenjarakan masyarakat.

Ada beberapa pertimbangan Pemerintah dalam melarang mudik lebaran tahun 2021. Semuanya bermuara pada tujuan untuk menekan peningkatan kasus Covid-19. 

Berikut beberapa pertimbangan pemerintah melarang masyarakat melakukan mudik pada libu lebaran tahun ini.

  1. Belajar dari pengalaman libur Panjang di tahun 2020 dan 2021, ada tren lonjakan kasus baru setelah libur panjang yang angkanya bervariasi, dari mulai 37 persen hingga 119 persen. Setiap lonjakan kasus juga diikuti peningkatan angka kematian.
  2. Menjaga tren kasus baru Covid-19 yang selama dua bulan terakhir mulai menurun di samping orang yang sembuh dari Covid juga mengalami peningkatan.
  3. Penduduk usia lansia lebih berisiko terpapar Covid-19, punya risiko kematian berkali lipat daripada usia lebih muda. Selain itu orang dengan komorbid (risiko tinggi) juga punya risiko kematian lebih
    besar. 
  4. Adanya kenaikan kasus yang sangat signifikan dan potensi varian baru di negara-negara lain seperti India, Argentina, Turki dan beberapa negara Eropa.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito peningkatan mobilitas penduduk berpotensi meningkatkan penularan Covid-19.

Mudik merupakan kebiasaan masyarakat kita melepas rindu bertemu dengan keluarga dan handai taulan. Namun, di saat pandemi saat ini, risiko penularan Covid-19 menjadi tinggi.

Satu hal yang perlu diingat mudik berarti kembali ke kampung halaman, bertemu orang tua atau saudara yang lebih tua. Mereka lah kelompok yang mempunyai risiko terpapar dan kematian lebih tinggi. Di sisi lain, 
pemudik yang OTG (orang tanpa gejala) mempunyai risiko tinggi menularkan pada orang yang lebih tua.

Nah, sekarang kembali kepada Anda, memilih mengambil risiko tersebut atau menghindarinya?

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

 
 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : covid19.go.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper