Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pos Penyekatan, Polri Klaim Jumlah Kendaraan Pemudik Turun

Keberadaan pos penyekatan diklaim menekan angka pemudik yang akan meninggalkan wilayah Jabodetabek.
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono saat memberikan keterangan di Jakarta./Istimewa
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono saat memberikan keterangan di Jakarta./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Polri mengklaim bahwa pos penyekatan pemudik berhasil menekan jumlah kendaraan yang keluar dari DKI Jakarta mengarah ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono mengungkapkan biasanya jumlah kendaraan dari Jakarta ke arah Jawa Barat per hari bisa mencapai 19.827 kendaraan, kini angka tersebut turun jadi 10.629 kendaraan atau turun 46 persen.

Sementara itu, jumlah kendaraan yang biasanya keluar dari Jakarta ke arah Sumatra ada sebanyak 14.853 kendaraan, kini turun menjadi 12.044 kendaraan atau sekitar 19 persen.

"Normalnya 14,853 kendaraan, turun 19 persen,” tuturnya, Jumat (7/5/2021).

Kemudian, menurut Argo, jumlah kendaraan yang masuk ke gerbang tol Cikampek Utama biasanya mencapai 19.338 kendaraan. Kekinian, jumlah kendaraan tersebut turun jadi 8.732 kendaraan.

"Biasanya di gerbang tol Cikampek Utama jumlah kendaraan ada 19.338 kendaraan dalam situasi normal, sekarang hanya 8.732 kendaraan," kata Argo.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap bahwa kendaraan yang paling banyak diputar balik ada di Gerbang Tol (GT) Cikupa dan GT Bitung serta GT Cikarang Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan ada sebanyak 626 kendaraan yang langsung diputar balik di GT Cikupa dengan rincian 549 mobil pribadi dan 77 bus pengangkut pemudik.

Sementara itu, kata Yusri, sebanyak 13 kendaraan pribadi juga telah diputar balik karena berencana mudik melalui GT Bitung.

"Kemudian, GT Cikarang Barat ada 444 kendaraan diputar balik, terdiri dari 346 mobil penumpang dan 98 bus," tuturnya.

Yusri juga mengimbau masyarakat tidak ngotot mudik agar penyebaran covid-19 dapat ditekan secara maksimal. "Untuk mencegah penyebaran covid-19, baiknya masyarakat tidak mudik dulu," katanya.

Adapun pemerintah melakukan pelarangan mudik lebaran demi mencegah penyebaran covid-19 di Indonesia. Pasalnya, setiap libur panjang dan banyaknya perpindahan masyarakat mengakibatkan jumlah penyebaran covid-19 meningkat tajam.

Pelarangan mudik diberlakukan mulai Kamis (6/5), tetapi masyarakat telah banyak yang mencuri start kembali ke kampung halaman. Aparat gabungan pun melakukan antigen secara acak guna memastikan kondisi para pemudik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper