Bisnis.com, JAKARTA - Kartini mampu mendobrak pemikiran-pemikiran tentang keberadaan wanita Indonesia khususnya Jawa di masa itu dengan terus memperjuangkan emansipasi wanita.
Pemikiran Kartini yang dipengaruhi lingkungan sosialnya menjadikan pendidikan itu sebagai alat untuk memajukan sebuah bangsa. Ilmu pengetahuan yang didapat seseorang merupakan sebuah jalan mencapai kebahagiaan.
Kartini memiliki harapan yang sangat dalam bagi kaum bumiputra untuk mendapatkan pendidikan. Semua ini bertujuan untuk mencetak individu yang punya kecerdasan akal dan budi pekerti.
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti yang tertulis pada, Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Berikut kata-kata bijak Kartini yang diambil dari bukunya yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang didapat saat berkirim surat dengan teman-temannya dari Belanda:
1. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.
2. Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tiada dapat! melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
3. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.
4. Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.
5. Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
6. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
7. Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?
8. Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain.
9. Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
10. Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbulah angan–angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah.
11. Tidak menjadi soal bagaimana caranya mengabdi kepada kebaikan, asalkan baik saja.
12. Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti.
13. Hormati segala yang hidup, hak-haknya, juga perasaannya.
14. Tiada barang mustahil di dunia ini! Dan sesuatu barang yang hari ini kita teriak-teriakkan mustahil sama sekali, besok merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal!
15. Dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu.