Bisnis.com, JAKARTA – BioNTech SE berpeluang memacu produksi vaksin Covid-19 sebanyak 3 miliar dosis dengan mitranya, Pfizer Inc., pada tahun mendatang.
“Secara prinsip, kami masih bisa meningkatkan kapasitas produksi. Semuanya tergantung kepada permintaan dan faktor lainnya, termasuk jika diperlukan tambahan vaksinasi,” kata CEO BioNTech Ugur Sahin, dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/3/2021).
Permintaan terhadap vaksin Covid-19 terus bermunculan seiring dengan upaya negara-negara memicu pemulihan ekonomi. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengakselerasi pengiriman vaksin sejalan dengan munculnya sejumlah varian virus baru.
“Kami sudah mengantongi pemesanan lebih dari 1,3 miliar. Kami pun sedang mendiskusikan tambahan dosis, ratusan juta dosis sebagai opsi, dengan sejumlah negara,” jelasnya.
Pfizer dan BioNTech berkomitmen mampu memproduksi 2 miliar dosis dari vaksin dengan dua kali penyuntikan. Pfizer juga berjanji kepada Amerika Serikat akan mengirimkan 2/3 pesanan dari total 300 juta dosis pada akhir Mei tahun ini.
Di kawasan Eropa, Pfizer dan BioNTech berjanji mengirimkan setidaknya 500 juta dosis pada tahun ini, dengan opsi penambahan 100 juta dosis.
Pfizer sendiri memproyeksikan mampu mengantongi pendapatan dari vaksin Covid-19 mencapai US$15 miliar pada tahun ini. Tak hanya itu, CEO Pfizer Albert Bourla memperkirakan harga vaksinnya kemungkinan bakal naik.
Hingga saat ini, vaksin Pfizer-BioNtech telah digunakan di lebih dari 50 negara. Selain Uni Eropa, vaksin ini juga digunakan di Jepang, Kanada, dan Inggris.
“Saya sangat yakin kami bisa menyediakan vaksin untuk Eropa dan Amerika Serikat, serta semua yang membutuhkannya pada akhir musim panas ini. Pada 2022, kami harap ada cukup vaksin yang bisa digunakan di seluruh dunia,” tekannya.