Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP Peringati Harlah NU ke-95 Esok

Perayaan itu sebagai wujud solidaritas sebagai sesama wong cilik sekaligus peringatan atas kebersamaan kaum nasionalis dan Islam selama ini.
Ketua Umum DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Nazarudin Kiemas (kiri) dan Calon gubernur Jatim Saifullah Yusuf (ketiga dari kiri) berjalan bersama   di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/2/2018). /Antara-Didik Suhartono
Ketua Umum DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Nazarudin Kiemas (kiri) dan Calon gubernur Jatim Saifullah Yusuf (ketiga dari kiri) berjalan bersama di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/2/2018). /Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) akan menggelar perayaan khusus untuk memperingari hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke 95 pada Minggu (30/1/2021).

Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Hamka Haq, mengatakan bahwa perayaan itu sebagai wujud solidaritas sebagai sesama wong cilik sekaligus peringatan atas kebersamaan kaum nasionalis dan Islam selama ini.

Menurut Hamka PDIP dan NU mempunyai visi yang sama perihal membela wong cilik, warga yang terpinggirkan. Hamka memaparkan Bung Karno dalam Muktamar NU menyampaikan, bahwa persamaan antara NU dan kaum nasionalis karena kedua kelompok ini sama-sama cinta Tanah Air dan punya komitmen terhadap keadilan sosial.

“Kami Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia bersama segenap jajaran Pengurus Daerah Bamusi se-Indonesia dengan ini menyampaikan selamat ulang tahun yang ke-95 untuk ormas terbesar Islam, Nahdlatul Ulama," katanya dikutip dari laman resmi PDIP, Sabtu (30/1/2021).

Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan MH. Said Abdullah menceritakan sekilas awal mula kelahiran Nahdlatul Ulama. 

Saat itu KH R. As’ad Syamsul Arifin Situbondo menyampaikan pesan dari KH Cholil Bangkalan, Madura untuk KH Hasyim Asy’ari.

“Ya Jabbar, Ya Qahhar,” kata KH As’ad diceritakan kembali oleh Said Abdullah. 

Mendapat pesan dua asmaul husna tersebut, menurut Said Abdullah, KH Hasyim Asy'ari pun berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam'iyyah”

Said menjelaskan bahwa NU dan para ulamanya adalah rumah besar yang ikut menggagas berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaganya hingga kini. Agar negara ini tidak condong ke kanan atau ke kiri. 

NU setuju ketika Piagam Jakarta dihapuskan, NU setuju pula asas tunggal Pancasila. NU adalah wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, penyeimbang, dan adil. Empat prinsip telah dibuktikan NU dalam kiprah kebangsaannya.

“Selamat Milad ke-95, semoga NU semakin kokoh menjadi tiang besar rumah kebangsaan, menjadi payung semua kelompok. Jazakallahu Khairan,” ucap Said.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Sumber : PDI Perjungan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper