Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melaksanakan vaksinasi dosis kedua di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Penyuntikan vaksin kali ini dilakukan setelah dua pekan penyuntikan pertama.
Proses vaksinasi masih menggunakan vaksin Coronavac buatan Sinovac, produsen vaksin asal China. Indonesia menjadi tiga negara awal yang menggunakan vaksin tersebut selain Brasil dan Turki.
Meski tingkat efikasi Sinovac berbeda di tiap negara, Indonesia tetap menggunakan jenis tersebut lantaran efikasi yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah berada di atas standar WHO atau di atas 50 persen.
Adapun, pada vaksinasi dosis pertama, vaksinasi dilakukan oleh Profesor Abdul Muthalib, Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan. Proses vaksinasi berjalan lancer, meski getaran tangan Abdul Muthalib saat menyuntik lengan Presiden menjadi perbincangan publik.
Jokowi menjelaskan, bahwa vaksin Coronavac telah dinyatakan halal serta mendapatkan izin penggunaan. Alhasil, pemerintah berani melakukan vaksinasi Covid-19, termasuk kepada Presiden.
Baca Juga
“Vaksinasi perdana dilakukan setelah kita mendapatkan emergency used authorization [EUA] dari BPOM dan juga telah keluarnya fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia. Kami mengucakan terima kasih sebesar-besarnya,” kata Jokowi seperti dikutip dari Yotube Sekretariat Presiden, Rabu (13/1/2021).
Jokowi menyatakan, vaksinasi merupakan upaya penting untuk memutus rantai penularan virus Corona (Covid-19). Selain itu, langkah tersebut juga dilakukan untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh kalangan serta membantu percepatan pemulihan ekonomi.
"Meskipun telah dilaksnaakan vaksinasi, saya ingin ingatkan kembali tentang pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan ini tetap terus kita lakukan. Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghinari kerumunan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, vaksinasi menggunakan CoronaVac harus dilakukan sebanyak dua kali oleh penerima.
"Efikasi vaksin dilihat setelah 2 kali suntikan dan pembentukan antibodi mencapai puncaknya 14 hari setelah penyuntikan ke-2,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel