Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru 10 Hari, Tersisa 79 Petak Makam Covid-19 di TPU Srengseng Sawah

TPU Srengseng Sawah melakukan pemakaman rata-rata 50 jenazah per harinya. Rekor pemakaman sempat menyentuh di angka 63 orang.
Ilustrasi lahan pemakaman - Petugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi lahan pemakaman - Petugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Sudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan Winarto membeberkan TPU Srengseng Sawah tinggal tersisa 79 petak makam setelah sepuluh hari dialihfungsikan menjadi lahan pemakaman Covid-19.

"Kan kita buka pemakaman Covid-19 karena Tegal Alur dan Pondok Rangon penuh. Ternyata kondisi kita terbatas. Berjalan 10 hari tinggal sisa 79 petak makam,” kata Winarto melalui sambungan telepon pada Kamis (21/1/2021).

Menurut Winarto, TPU Srengseng Sawah sebelumnya telah menampung lebih dari 400 jenazah Covid-19. Adapun daya tampung TPU itu dipatok sebesar 500 petak makam.

Dia menambahkan pihaknya melakukan pemakaman rata-rata 50 jenazah per harinya. Adapun rekor pemakaman sempat menyentuh di angka 63 orang.

"Per hari rata-rata 50, kadang 54, dan pernah 63. Tapi rata-rata 50 pemakaman jenazah Covid-19 per hari," tandasnya.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menuturkan tren peningkatan angka kematian kasus konfirmasi positif Covid-19 dan pemakaman dengan protap Covid-19 menunjukkan pandemi Covid-19 di DKI Jakarta belum terkendali.

Menurut Dicky, meningkatnya tren angka kematian menunjukkan strategi penelusuran kontak erat yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak tepat sasaran. Artinya, masih banyak masyarakat dengan risiko tinggi justru belum terindentifikasi sejak dini.

“Kita gagal mendeteksi secara dini secara cepat kasus infeksi yang terjadi di kelompok risiko dari usia lanjut, komorbid. Ini mengakibatkan mereka terinfeksi tanpa diketahui. Kemudian akhirnya cepat menjadi parah dan ketika datang  ke rumah sakit telat,” kata Dicky melalui pesan suara pada Selasa (8/12/2020).

Di sisi lain, Dicky bercerita, tenaga kesehatan pun bakal kesulitan menerima pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang terlanjur lambat untuk dilacak. Lantaran, pasien tersebut sudah dalam kondisi kritis untuk ditangani.

“Angka kematian ini menjadi salah satu indikator keberhasilan pengendalian pandemi. Selama wilayah tersebut ada angka kematian, belum bisa dia dikatakan terkendali. Kemudian dilihat dari positivity rate yang ada ini menunjukkan bahwa sangat wajar banyak kasus yang dirawat di rumah sakit,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper