Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih dari 80.000 Orang Kehilangan Pekerjaan di Jepang Akibat Pandemi

Kementerian Tenaga Kerja Jepang menemukan bahwa 78.153 orang telah atau akan menghadapi pengangguran antara akhir Januari dan 21 Desember 2020 karena pandemi.
Sekurangnya telah ada 80.000 orang di Tokyo yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona (Covid-19)/Bloomberg/Akio Kon
Sekurangnya telah ada 80.000 orang di Tokyo yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona (Covid-19)/Bloomberg/Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Tenaga Kerja Jepang menyatakan bahwa lebih dari 80.000 orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus korona.

Melansir NHK pada Jumat (8/1/2021), Kementerian Tenaga Kerja Jepang mengungkapkan bahwa sejak akhir Januari tahun lalu hingga Rabu (06/01/2021), sekitar 80.100 orang telah kehilangan pekerjaan atau akan kehilangan pekerjaan.

Namun, angka sesungguhnya diyakini bahkan lebih tinggi dari itu karena data kementerian hanya mencakup kasus yang tercatat oleh otoritas ketenagakerjaan serta pusat-pusat penempatan kerja.

Hingga 25 Desember 2020, hampir 17.000 orang kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur. Sebanyak 11.000 lainnya berasal dari industri restoran. Sementara itu, lebih dari 10.000 orang di bidang retail dinyatakan kehilangan pekerjaan dan 9.600 orang dari industri perhotelan.

Adapun sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja Jepang menemukan bahwa 78.153 orang telah atau akan menghadapi pengangguran antara akhir Januari dan 21 Desember 2020. Mereka meyakini jumlah yang sesungguhnya tampaknya lebih tinggi, karena jumlah itu hanya mencakup kasus yang diketahui oleh biro tenaga kerja daerah dan kantor pencari kerja umum.

Data hingga Jumat (18/12/2020) menunjukkan bahwa sektor manufaktur terkena dampak terparah, dengan hilangnya 15.672 pekerjaan. Berikutnya adalah pub dan restoran dengan 10.935 karyawan kehilangan pekerjaan.

Dalam sektor ritel, sebanyak 10.384 orang dipecat, sementara 9.605 pegawai hotel dan 5.084 pekerja di agen pengerahan tenaga juga kehilangan pekerjaannya.

Berdasarkan provinsi, Tokyo memiliki jumlah terbesar orang yang dipecat dengan 19.005, diikuti oleh Osaka dengan 6.581.

Jumlah pekerja tidak tetap, termasuk paruh waktu, yang menghadapi pengangguran akibat pandemi antara 25 Mei dan Jumat lalu adalah 37.460.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper