Bisnis.com, JAKARTA - Marsudi Syuhud, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), terpilih sebagai sosok ulama yang menerima penghargaan Moeslim Choice Award III. Sosok kiai ini memimpikan umat Islam sebagai pembayar pajak terbesar di negeri ini.
Ajang penghargaan tersebut digelar oleh Majalah Moeslim Choice kepada tokoh nasional dan daerah yang mampu memberikan inspirasi bagi negeri, Senin (21/12/2020).
Marsudi Syuhud dikenal sebagai sosok yang memiliki suara lantang dan bergaya bicara blak-blakan. Ia juga memiliki selera humor yang tinggi.
Pandangan politiknya terbuka. Ia sangat sadar adalah manusia itu mahluk politik. Ia pun menganggap wajar jika kaum nahdliyin yang menjadi komunitasnya itu aktif berpolitik dalam kerangka kekuasaan, pengambilan kebijakan, alokasi sumber daya, dan juga terlibat dalam penyelenggaraan negara. Namun, tentu saja aturan dan etika harus tetap dijaga.
Menurutnya, politik atau syiyasah adalah untuk menyejahterakan dan mengembangkan ekonomi umat. Oleh sebab itu, di bidang keulamaan, ia mendirikan pesantren berorientasi wirausaha, yakni Pesantren Ekonomi Darul Uchwah di kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Dari Kedoya, pesantren ini telah berkembang juga di sejumlah daerah, seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Tegal, Lampung, hingga Palembang.
Baca Juga
Saat ini, Marsudi Syuhud adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Sesungguhnya, saya merasa belum melakukan hal-hal yang dianggap penting atau besar. Yang saya lakukan adalah hal-hal yang saya mampu dan yang sangat kecil, yang tidak pernah saya rasakan apakah itu berat atau besar," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa usaha-usaha yang dilakukan untuk memajukan Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, itu tidak terlepas dari dukungan banyak orang. "Yang saya mimpikan [umat Islam] itu menjadi pembayar zakat terbesar, dan pembayar pajak terbesar di negara yang mayoritas penduduknya muslim ini."
Menurutnya, usaha-usaha itu terinspirasi dan diperintahkan oleh agama Islam. Wa quli'maluu fasayarallahu 'amalakum warasuuluhu walmu'minuuna wasaturadduuna ila 'aalimilghaybi wasysyahaadati fayunabbiukum bima kuntum ta'maluun.
"Iqmaluuu! Kerja kerja, kerja. Kreatif, kreatif, kreatif. Tidak usah melihat itu besar atau kecil. Fasayarolloh. Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin itu akan melihat kreatifitas dan kerja kita."