Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai tingginya harapan masyarakat terhadap rencana vaksinasi Covid-19 berpotensi besar disalahgunakan menjadi ladang disinformasi dan misinformasi (hoaks).
Dalam pantauannya, Kominfo mengklaim telah menemukan kabar palsu yang jumlahnya nyaris tak terhitung hingga hari ini.
"Misalnya ada kabar soal 200 lebih juta vaksin sudah datang. Lalu pengujian vaksin gagal dan masih banyak sekali. Ini semua tentu meresahkan masyarakat dan bisa menimbulkan dampak-dampak negatif," kata Staf Ahli Kominfo Henry Subiakto dalam konferensi pers daring, Jumat (11/12/2020).
Henry menilai sebagian besar hoaks tersebut disebarkan di media abal-abal yang tak terverifikasi Dewan Pers. Hoaks tersebut, katanya, tak jarang turut diamplifikasi oleh akun-akun media sosial, sehingga umumnya menyebar dengan sangat cepat.
Untuk itu, dia mengimbau agar partisipasi media massa dalam melakukan verifikasi terhadap isu-isu vaksin Covid-19, khususnya yang masuk ke Indonesia.
"Media bisa menjadi penerang dalam keadaan seperti sekarang. Untuk melakukan verifikasi sehingga masyarakat juga bisa mendapat info yang lebih bisa dipertanggungjawabkan dari sisi kebenaran," ujarnya. .
Kominfo yakin arus informasi yang lebih berkualitas akan menunjang kesadaran masyarakat terhadap penanganan wabah Covid-19. Termasuk untuk tetap menjaga kebiasaan 3M, yaitu menjaga jarak aman, memakai masker, dan mencuci tangan.
Dia mengatakan pandemi memang masih jadi momok sekaligus tantangan utama untuk pemerintah. Selain upaya kampanye 3M, pemerintah juga dituntut untuk meningkatkan 3T, yakni tracing, testing, treatment.
Tercatat hingga Kamis (10/12/2020) jumlah kasus kumulatif Covid-19 di Indonesia telah menyentuh 598.933 orang. Dari jumlah tersebut, 18.336 di antaranya telah meninggal dan baru 491.975 orang yang dinyatakan sembuh.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun