Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partisipasi Publik di Pilkada 2020 Rendah, Perludem: Sesuai Prediksi

Banyaknya masyarakat yang enggan mendatangi TPS untuk memberikan hak pilihnya menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi publik pada Pilkada 2020.
Pemilihan Kepala Daerah 2020 digelar serentak di 270 daerah menggunakan prinsip protokol kesehatan mencegah Covid-19, Rabu (9/12/2020)./ntara
Pemilihan Kepala Daerah 2020 digelar serentak di 270 daerah menggunakan prinsip protokol kesehatan mencegah Covid-19, Rabu (9/12/2020)./ntara

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian masyarakat enggan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) saat Pilkada 2020 meski Komisi Pemilihan Umum dan pemerintah sudah menyosialisasikan tata cara pencoblosan.

“Mereka tampaknya tidak berani datang walaupun sudah diinfokan. Ini berdasarkan pengamatan yang kami lakukan,” kata Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati dalam keterangan tertulis, Jumat (11/12/2020).

Menurutnya, hal itu menyebabkan tingkat partisipasi publik menjadi rendah. Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan 77 persen partisipasi publik pada Pilkada Serentak 2020.

Dia mencontohkan pencoblosan di daerah Depok hanya diikuti 40 persen warga yang terdaftar sebagai pemilih, sedangkan di beberapa TPS di Tangerang selatan partisipasi pemlih hanya sekitar 50 persen.

TPS 24 Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, misalnya, hanya 143 pemilih dari 278 pemilih yang ada di Daftar Pemilih Tetap yang datang ke kotak suara.

Salah satu alasan yaitu sebagian besar warga lanjut usia (lansia) ternyata tidak mau datang memilih di TPS. Pasalnya, mereka merupakan kelompok yang rentan terhadap wabah Covid-19.

“Mungkin petugas yang datang langsung ke rumah, namun sepengamatan kami tetap tidak banyak ikut,” kata Khoirunnisa.

Selain angka partisipasi yang rendah, ungkap Khoirunissa, masalah lain yakni sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang tak bekerja optimal. Petugas KPPS ternyata belum bisa mengakses aplikasi tersebut karena servernya bermasalah.

“Ini berdasarkan laporan yang kami terima untuk wilayah Jawa Barat. Entah di provinsi lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor mengatakan tetap digelarnya Pilkada Serentak 2020 berpeluang menurunkan tingkat partisipasi masyarakat.

Hal ini mengingat dalam situasi Covid-19 seperti saat ini tidak sedikit masyarakat yang merasa tidak aman jika harus keluar rumah dan terlibat dalam kerumunan.

Firman menjelaskan, pada masa normal saja tingkat keterlibatan masyarakat dalam pemilihan semacam ini masih tergolong rendah. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemilu ataupun pilkada di Indonesia masih belum menunjukkan angka yang memuaskan, katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper